Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempuran dan serangan udara pasukan Suriah ke Douma, benteng pertahanan pemberontak di Ghouta Timur, tak membuat bantuan kemanusiaan berhenti bergerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 13 truk, menurut laporan Al Jazeera, Jumat, 9 Maret 2018, masuk ke Ghouta Timur melalui Douma dengan membawa bantuan makanan dan obat-obatan bagi penduduk yang terkepung perang sejak 18 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang gadis wanita mengelap luka pada wajah adiknya saat mendapatkan perawatan akibat terkena serangan udara pesawat tempur pasukan Pemerintah Suriah, di sebuah rumah sakit di kota Douma, Ghouta Timur, Damaskus, Suriah, 23 Februari 2018. REUTERS / Bassam Khabieh
"Komite Internasional Bulan Sabit Merah (ICRC) mengirimkan bantuan kemanusiaan ke kawasan yang dihantam kekerasan," tulis Al Jazeera.
Organisasi pemantau hak asasi manusia berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights mengutip keterangan sejumlah saksi mengatakan, serangan udara ke Ghouta Timur untuk pertama kalinya berhenti setelah selama 10 hari sejak resolusi Dewan Keamanan PBB dikeluarkan dihajar jet tempur pasukan pemerintah Suriah.
Adapun laporan Al Jazeera menyebutkan, bantuan kemanusiaan yang dibawah oleh Bulan Sabit Merah Internasional itu hanya cukup untuk 12 ribu orang dari 400 ribu penduduk Ghouta Timur.Mohammed Abu Anas berlari membawa putranya yang terluka terkena serangan udara pesawat tempur pasukan Pemerintah Suriah di dekat kota Ghouta, Damaskus, Suriah, 21 Februari 2018. REUTERS/Bassam Khabieh
Sementara itu, televisi Iran, Press TV dalam laporannya, Jumat, mengatakan, bantuan kemanusiaan yang dibawa oleh 13 truk Bulan Sabit Merah itu tiba Senin, 5 Maret 2018, namun tidak masuk ke Ghouta Timur, karena kota itu masih digempur militer Suriah.
"Konvoi kami sekarang bisa masuk ke daerah perang melalui Douma, kantong pertahanan pemberontak di Ghouta Timur," kata ICRC seperti dikutip Press TV, Jumat.
Ghouta Timur, sebuah kawasan di pinggiran Damaskus berpenduduk 400 ribu orang, menjadi saksi kekerasan mematikan dalam beberapa minggu ini setelah dihajar oleh jet tempur Suriah untuk mengusir pemberontak.