Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warna langit California menjelma kelabu. Dengan mengemudi helikopter, John Travolta meluncur di antara awan dan asap api yang membubung. John Travolta memiliki sertifikasi menerbangkan pesawat.
Di atas kawasan bergengsi Malibu tempatnya bermukim, ada yang sudah menyisakan residu karbon hitam dengan asap tipis yang masih mengepul, ada pula lidah api yang masih menari-nari, berusaha menyambar lazuardi. ”Mengerikan sekali. Untungnya orang-orang yang saya kenal semua selamat, dan itu membuat saya bahagia,” katanya seperti dikutip Daily Mail.
Para tetangga Travolta, ”orang-orang yang saya kenal” itu, adalah sederet nama yang selama ini menjadi gula-gula media: Olivia Newton John, Jennifer Aniston, pasangan Courtney Cox-David Arquette, Britney Spears, Mel Gibson, Sting, Nick Nolte, Tom Hanks, Pamela Anderson, sampai sutradara James Cameron. Dari nama-nama itu, konon hanya Olivia Newton John dan James Cameron yang sedang berada di rumahnya ketika lidah api sedang berlomba memanggang kawasan demi kawasan, mendekati kediaman mereka. Alhasil, keduanya harus dievakuasi bersama ribuan pengungsi lain. Tom Cruise, yang sedang berada di London untuk pemutaran perdana film Lions for Lambs, ikut menyatakan keprihatinannya, ”Ini menyedihkan. Saya harap mereka baik-baik saja di sana,” ujar Cruise.
Ini memang kebakaran dahsyat. Hingga hari terakhir Oktober, sedikitnya 1.500 rumah sudah menjadi puing, 2.000 kilometer persegi wilayah dari Santa Barbara sampai perbatasan Amerika Serikat-Meksiko terpanggang. Itu jumlah yang setara dengan 1,5 kali luas kota Los Angeles. Hampir 10 ribu petugas pemadam kebakaran turun ke lapangan, dan sekitar 3.000 di antaranya adalah narapidana yang tidak melakukan kejahatan kejam. Bahkan para pemadam dari kota-kota di Meksiko yang dekat lokasi seperti Tijuana dan Tecate ikut memadamkan api di wilayah pemerintahan Gubernur Arnold Schwarzenegger ini.
”Ini keadaan darurat,” keluh mantan artis yang kerap dipanggil Governator ini (kombinasi dari jabatannya sekarang dan judul filmnya yang melegenda, Terminator), yang diamini Presiden Bush dalam kunjungannya ke wilayah bencana. Wilayah yang menjadi pusat api terdapat di San Diego, Los Angeles, Orange, San Bernardino, Santa Barbara, Riverside, dan Baja California. Untungnya, korban tewas terbilang ”kecil” karena hanya tujuh orang sebagai korban langsung, dan 85 lainnya terluka—termasuk 65 orang dari kalangan pemadam. Kerugian material sementara ini ditaksir US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun).
Tiga hal yang bersekutu membuat api tak mudah ditaklukkan: cuaca terik berkepanjangan yang menghantam California, persediaan air yang sangat cekak, dan tiupan angin Santa Ana yang menderu dengan kecepatan 140 kilometer per jam pada hari-hari pertama kebakaran, 20 Oktober 2007.
Hanya dalam dua hari, the witch fire, jenis api terganas yang mengamuk di San Diego, memaksa wali kota San Diego Jerry Sanders mengeluarkan maklumat kepada 500 ribu warganya agar segera mengungsi—jumlah terbesar dalam sejarah pengungsian wilayah itu. Sebagian besar ditampung di Stadion Qualcomm. Akibatnya, sekolah dan universitas diliburkan. Para pedagang juga memilih menutup gerainya. Pada hari ketiga, Sheriff Bill Kolender mengumumkan bahwa jumlah pengungsi kebakaran sudah ”melebihi jumlah pengungsi New Orleans saat badai Katrina.”
Namun tak semua kebakaran terjadi karena kemarahan alam. Api Buckweed yang berkobar di Aqua Dulce, dan menyebabkan 4.000 penduduk kota kecil itu tunggang langgang, ternyata dipantik oleh keisengan seorang anak yang bermain korek api. Kebakaran yang berkobar di kawasan Magic Mountain Parkway malah berasal dari kesalahan kerja di sebuah tempat konstruksi setempat. Para petugas FBI yang menginvestigasi muasal kebakaran menyatakan sejumlah titik api lainnya muncul akibat kesengajaan para pelaku tak bertanggung jawab (arsonist). Satu tersangka sudah dicokok, dan seorang lainnya meninggal ditembak petugas ketika tertangkap tangan dan mencoba melarikan diri.
Adapun api ngarai (canyon fire) yang membuat panik John Travolta dan kawan-kawan, dalam kenyataannya, menghanguskan 14 rumah, termasuk dua gedung penanda wilayah itu, yakni Kastil Kashan dan sebuah gereja Presbyterian. Warga Malibu kabarnya lebih gondok pada ulah paparazzi yang terus bergerombol menguntit bokong Britney Spears ke mana pun ia bergerak pada saat-saat sulit seperti itu. ”Para paparazzi itu benar-benar gila, dengan terus menguntit Britney ketimbang membantu korban kebakaran,” demikian tulis sebuah blog warga Malibu yang merekam kesebalan warga.
Gerundelan itu rupanya terdengar oleh Robyn, istri Mel Gibson, tetangga Britney, yang balik jengkel. ”Kenapa sih, mereka lebih sibuk membicarakan Britney ketimbang memprioritaskan keselamatan diri dan keluarga masing-masing?”
Ini memang sebuah kisah lain tentang api: panas yang tercipta bisa menghanguskan segalanya, kecuali popularitas selebriti.
Akmal Nasery Basral (AP, The New York Times, The Daily Telegraph, Calfires.com)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo