Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - China selatan mengalami curah hujan terbesar sejak tahun 1961. Hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor di negara bagian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut media pemerintah, ratusan ribu orang telah dievakuasi dari rumah mereka di Cina selatan. Banjir dan tanah longsor kali ini dipicu curah hujan lebat yang paling deras sejak beberapa dekade terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan badai hujan yang terus melanda wilayah selatan dan timur termasuk Guangdong, Guangxi dan Jiangxi pada hari Selasa, sekitar 85 sungai di seluruh China telah mengalami banjir.
Di lembah Sungai Pearl yang rendah, yang meliputi Guangdong dan Guangxi, hujan deras telah membahayakan sekitar 54 saluran air. Selain itu operasi manufaktur, pengiriman dan logistik terganggu di saat rantai pasokan tersendat akibat pembatasan pandemi Covid-19.
Foto-foto media pemerintah menunjukkan orang-orang berkerumun di tempat tidur kamp di sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan sementara di kota Shaoguan, Guangdong. Ratusan tenda didirikan di lapangan olahraga.
Pihak berwenang di Guangdong mengatakan pada hari Senin bahwa lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi selama bencana. Kerusakan akibat bencana diperkirakan mencapai 1,7 miliar yuan atau setara US$ 254 juta.
Para pengungsi termasuk di antara hampir 480.000 orang yang terkena dampak hujan dan banjir.
Shaoguan juga mengeluarkan peringatan merah atas bencana banjir pada Selasa pagi. Beberapa daerah pedesaan dan kota besar Foshan meningkatkan peringatan banjir mereka dalam beberapa hari terakhir.
Di wilayah tetangga Guangxi, air berlumpur membanjiri perkotaan. Regu penyelamat mengevakuasi penduduk desa dengan perahu karet. Sekitar 145.000 orang telah dievakuasi dari daerah-daerah di Guangxi, sementara 2.700 rumah ambruk.
Penyiar CCTV negara mengatakan lebih dari 1.000 penduduk desa terjebak di sebuah desa banjir di Guilin dari Guangxi.
Tabloid Global Times mengatakan pada hari Senin bahwa hujan lebat diperkirakan akan berlanjut selama tiga hari ke depan. Permukaan air di lembah Sungai Pearl diperkirakan akan meningkat.
Pusat Meteorologi Nasional China mengatakan curah hujan rata-rata di provinsi Guangdong, Fujian dan Guangxi antara awal Mei dan pertengahan Juni mencapai 621 milimeter (24 inci), tertinggi sejak 1961.
Awal bulan ini, sedikitnya 21 orang tewas setelah banjir yang disebabkan oleh hujan deras di provinsi Hubei, China tengah. Bencana banjir di provinsi Henan, China tengah, musim panas lalu menewaskan 398 orang dan menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari US$ 10 miliar.
Baca: China: Korea Utara Tiba-Tiba Setop Impor Alat Pengendali COVID-19
CHANNEL NEWS ASIA