Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis Cina (IDCPC) Liu Jianchao mengungkap ada nilai-nilai dari Benua Asia yang harus selalu diperjuangkan Beijing, yakni kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, dan keterbukaan. Nilai-nilai Asia ini salah satunya tercermin dalam semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung. Benua Asia juga harus tetap independen dan saling menghormati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal yang unik tentang nilai-nilai Asia adalah semangat konsensus, mencari konsensus melalui konsultasi, semangat perdamaian dan harmoni," kata Liu saat menghadiri diskusi peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Cina di Mandarin Oriental, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diskusi itu dipandu oleh Pendiri sekaligus Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, yang mengemukakan prospek untuk mencapai visi bersama di kawasan Asia, sebagaimana yang telah dicapai di Asia Tenggara.
Menanggapi hal itu, Liu merujuk nilai-nilai Asia itu juga berasal dari kawasan Asia Tenggara. Sedangkan nilai-nilai dari Asia Timur tidak begitu berbeda dengan Asia Tenggara. Ada pula nilai-nilai tertentu pada dasarnya, yang juga dianut masyarakat internasional.
Perang besar di kawasan Asia dalam 80 tahun terakhir sudah tak terjadi lagi sejak Perang Dunia II. Oleh sebab itu, dia mendorong adanya pertukaran nilai, peradaban, dan kebudayaan.
Dalam acara ini, Liu juga membahas mengenai kondisi terkini dan prospek hubungan bilateral Indonesia dan Cina di masa depan. Dia juga mendorong ada eksplorasi peran Indonesia Cina dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global.
Dalam pidato Tahun Baru 2025, Presiden Cina Xi Jinping menyoroti komitmen Beijing terhadap reformasi tata kelola global dan solidaritas negara Global South. Dia juga menunjukkan peran Cina sebagai negara besar yang bertanggung jawab.
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dalam keterangan menjelaskan komitmen Cina ini dibuktikan melalui kepemimpinan Cina dalam forum-forum multilateral seperti BRICS, APEC, dan G20, serta pengembangan proyek Belt and Road Initiative (BRI) yang melibatkan 146 negara pada 2023. Cina berperan dalam mendorong investasi dan pengembangan sumber daya, mendukung target Presiden Prabowo untuk pertumbuhan ekonomi 8 persen selama masa jabatan pertamanya.
FPCI mengatakan bahwa Peringatan 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina menunjukkan hubungan yang erat di antara kedua negara. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kerja sama di berbagai sektor serta sejumlah pertemuan tingkat tinggi yang signifikan selama satu dekade terakhir.
Hubungan antara Indonesia Cina semakin erat pada 2024 yang ditandai kunjungan kenegaraan pertama Presiden RI Prabowo Subianto ke Cina, yang menghasilkan penandatanganan beberapa perjanjian bilateral penting.
Salah satu sorotan utama dari kemitraan ini adalah peresmian Kereta Cepat KCIC rute Jakarta-Bandung, sebuah proyek unggulan di bawah inisiatif China’s Belt and Road Initiative milik Cina. Proyek ini dinilai menunjukkan pengaruh ekonomi signifikan Cina di Indonesia.
Diskusi peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia Cina dihadiri oleh 475 peserta. Para peserta terdiri meliputi Duta Besar Cina untuk Indonesia dan ASEAN Wang Lutong serta 20 duta besar asing lain, lembaga penelitian, lembaga pemerintah, mahasiswa, dan media.
Pilihan editor: Israel-Hamas Capai Gencatan Senjata Gaza, Dimulai Ahad
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini