Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Concorde, super-rugi

Keraguan hari depan pesawat concorde diberitakan pers & radio prancis. perusahaan penerbangan tidak berminat membeli. 16 diproduksi, 5 tidak laku. tidak diijinkan mendarat di new york. (ln)

27 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PESAWAT supersonik yang baru saja lewat Jakarta -- dalam rangka promosi rupanya pesawat yang merugi. Dan kekecewaan sudah mulai menjalar, sampai ke Perancis, negeri yang bangga mempersembahkan pesawat itu. Berita kepala dalam Le Figaro yang konservatif: "Concorde -- Suatu kekeliruan?". Dalam Le Quotidien yang liberal kiri berita kepala itu berjudul: "Concorde -- Kali ini benar-benar berakhir". Selama bertahun-tahun orang Perancis menuduh Inggeris sebagai "bapak tidak setia" dalam program supersonik itu. Tapi keraguan mengenai hari depan alat transpor yang melebihi kecepatan suara ini makin santer baik di kalangan pers maupun radio Perancis sendiri sekarang. Carter Iklan terakhir Air France dalam rangka "mengkecapkan" pesawat ini menyebut Concorde sebagai "Burung terindah di abad ini". Untuk Le Quotidien, Concorde memang indah dan cepat. Ia sanggup terbang dengan kccepatan 1500 mil per jam dan membawa 150 penumpang. Tapi toh ini adalah "pesawat yang paling mengejutkan dan paling lambat lakunya". Dengan demikian, katanya, hari depannya merupakan "Nol besar"... Pengamat lain, terutama majalah Le Point, malahan mengatakan bahwa intensitas kerugian dalam penggunaannya bisa besar. Prospek Concorde yang makin suram sebetulnya sudah diperkirakan jauh sebelumnya. Pukulan lain mungkin datang. Terutama apabila para penguasa kota New York tidak mengizinkan pesawat itu mendarat di sana. Keputusan mereka sedang ditunggu dengan harap-harap cemas. Pesimisme terhadap Concorde ini makin dipertebal lagi dengan kemenangan Carter dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. Ini bersamaan waktunya dengan keputusan pemerintah Inggeris dan Perancis untuk menghentikan perakitan Concorde sampai ada langganan yang memesannya. Hanya 16 Concorde yang kini sedang dibuat dan 5 di antaranya tidak laku. Tidak ada perusahaan penerbangan lain yang membelinya, kecuali British Airways dan Air France. Dalam kampanyenya, presiden terpilih Carter menyatakan tidak-setuju atas perjalanan udara supcrsonik. Dan ini hanya bisa tertolong bila ada suatu tekanan diplomatik dari Paris dan London yang sanggup melunakkan sikap keras Carter terhadap Concorde. Sebab tanpa hak untuk mendarat di New York, hari depan bagi suatu perusahaan penerbangan seperti ini pasti suram. Air France mengoperasikan 4 pesawat penumpang supersonik itu untuk melayani trayek penerbangan ke Washington dan Amerika Selatan. Tapi perusahaan itu menghadapi risiko rugi sebesar Rp 1,36 milyar untuk tahun fiskal 1976. Untuk bisa dapat laba, sebuah Concorde harus terbang selama 2500 jam dan 65% tempat duduknya terisi dalam satu tahun. Target ini hanya bisa dicapai apabila Washington dan New York dimasukkan dalam jaring penerbangan melalui Atlantik. Hanya cara inilah yang memungkinkan Air France dan British Airlines bersaing melawan perusahaan-perusahaan penerbangan lain, yaitu dengan jaring penerbangan lintas Atlantik yang "lebih cepat dari matahari". Dengan demikian, maka perusahaan lain akan terangsang untuk membeli pesawat itu. Dan pembuatannya bisa diteruskan lagi. Pesimis Baru sekarang dapat dibeberkan bahwa sebenarnya Marcel Dassault, si perancang Concorde, sudah lama ragu akan hari depan pesawat ciptaannya. Walaupun itu hanya pendapat pribadi, ia hanyak mengatakan pesimismenya kepada kawan-kawan dekatnya. Terutama kepada Jean Jaques Servan Schreiber, pemimpin majalah L'Express, yang juga pengkritik tajam program mahal itu. Prospek Concorde sudah pudar ketika industri kapal terbang Eropa mengalami krisis. Berkurangnya permintaan internasional atas kapal terbang berbagai jenis telah memukul pabrik Dassault. Bersama dengan SNIAS, perusahaan lainnya yang telah dinasionalisasi, tadinya mereka memegang monopoli penuh pesanan pemerintah akan pesawat-pesawat tempur. Dan keduanya, bersama dengan Inggeris membuat Concorde. Pada waktu yang bersamaan, skandal lain dalam pabrik Dassault menipiskan kepercayaan pemerintah terhadap kerja sama pemerintah dengan pabrik-pabrik kapal terbang swasta. Seorang akuntan Dassault, Herve de Volthaire, telah menggelapkan uang sebesar Rp 680 juta. Nasionalisasi Dalam pada itu Dassault telah menyatakan sedia bila perusahaannya dinasionalisasikan. Dewan Nasional sedang mengadakan penyelidikan tentang cara kerja industri pesawat terbang dan dana-dana umum yang digunakannya. Dewasa ini Perancis sedang menjajagi kemungkinan proyek-proyek kecil dan realistis dalam pembuatan pesawat terbang. Ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran sebagai akibat dihentikannya pembuatan Concorde. Servan Schreiber menganjurkan agar "kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan selama 12 tahun terakhir ini dihentikan". Pabrik Dassault dan SNIAS harus dilebur jadi satu perusahaan negara. Dan harus membuat kapal-kapal terbang "yang laku dijual di pasaran".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus