Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Covid-19 di China Belum Reda, Hampir 90 Persen Penduduk Henan Terinfeksi Corona

Hampir 90 persen penduduk di Henan terinfeksi virus Corona. Covid-19 di China meledak setelah pemerintah mencabut pembatasan.

9 Januari 2023 | 20.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Patients lie on beds in the emergency department of a hospital, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Shanghai, China January 4, 2023. Hospitals in Shanghai were overwhelmed by visitors on Wednesday (January 5) as international health experts predict at least one million deaths in China this year, but Beijing has reported five or fewer deaths a day since the policy u-turn. REUTERS/Staff

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 90 persen orang di Henan yang merupakan provinsi terpadat ketiga di China telah terinfeksi Covid-19, menurut seorang pejabat tinggi pada Senin, 9 Januari 2023. Tingginya kasus Covid-19 terjadi saat China sedang berjuang melawan lonjakan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca: Thailand Mendadak Wajibkan Pendatang Sudah Vaksin Covid Penuh, Antisipasi Turis China?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kan Quancheng, direktur komisi kesehatan untuk provinsi Henan tengah, mengatakan pada konferensi pers bahwa per 6 Januari 2023, tingkat infeksi Covid-19 di provinsi itu adalah 89,0 persen. Dengan populasi 99,4 juta, angka tersebut menunjukkan sekitar 88,5 juta orang di Henan sekarang mungkin telah terinfeksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kunjungan ke klinik demam memuncak pada 19 Desember, menurut Kan. "Setelah itu tren menunjukkan penurunan yang berkelanjutan," ujarnya 

China sedang berjuang melawan lonjakan kasus menyusul keputusan negara ini bulan lalu yang mencabut penguncian, karantina, dan pengujian massal selama bertahun-tahun. Penguncian wilayah telah memukul ekonomi China dan memicu protes nasional yang jarang terjadi.

Di tengah lonjakan kasus yang tinggi, Beijing bertekad melanjutkan pembukaannya kembali. Pada hari Minggu Beijing mencabut karantina wajib untuk semua kedatangan internasional dan membuka perbatasannya dengan kota selatan Hong Kong yang semi-otonom.

Infeksi diperkirakan akan melonjak bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek akhir bulan ini. Jutaan orang akan melakukan perjalanan dari kota-kota besar untuk mengunjungi kerabat lanjut usia yang rentan di pedesaan.

Sebelum libur Imlek data resmi menunjukkan 34,7 juta orang melakukan perjalanan domestik pada hari Sabtu, naik lebih dari sepertiga dibandingkan tahun lalu, menurut media pemerintah. Data resmi menunjukkan pekan lalu bahwa hanya 120.000 orang telah terinfeksi dan 30 orang meninggal sejak China melonggarkan pembatasan Covid-19 pada awal Desember.

Dengan dihapuskannya kebijakan nol-Covid dan dibukanya kembali perbatasan, media pemerintah China menyebut bahwa hidup kembali bergerak. "Hidup bergerak maju lagi!" tulis surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily. Dalam editorialnya, surat kabar ini memuji kebijakan virus pemerintah pada Minggu malam yang katanya telah beralih dari mencegah infeksi menjadi mencegah penyakit parah. "Hari ini, virusnya lemah, kita lebih kuat."

Kantor berita pemerintah China, Xinhua, mengatakan negara itu telah memasuki "fase baru" dalam menanggapi pandemi Covid-19. Pejabat tinggi kesehatan China dan media pemerintah telah berulang kali mengatakan infeksi Covid memuncak di seluruh negeri dan mengecilkan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

"Sungguh melegakan bisa kembali normal. Kembali ke China, turun dari pesawat, naik taksi dan pulang," kata Michael Harrold, 61, seorang editor di Beijing kepada Reuters. 

Harrold mengatakan dia telah mengantisipasi bila harus melakukan karantina dan beberapa kali pengujian ketika dia berangkat ke Eropa untuk liburan Natal pada awal Desember.

Jumlah penerbangan juga meningkat pesat. Stasiun TV negara, CCTV melaporkan pada hari Minggu bahwa penerbangan langsung dari Korea Selatan hampir terjual habis meski Covid-19 di China sedang tinggi. Namun Korean Air mengatakan bahwa berencana meningkatkan penerbangan ke China karena sikap hati-hati Seoul terhadap pelancong China. 

Simak: Truk Tabrak Rombongan Pembawa Jenazah ke Krematorium China, 19 Tewas

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus