Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Petani "subversif"

Sejumlah petani di negara kedah mengadakan aksi demonstrasi, menuntut dinaikkannya pembelian padi. jam malam di berlakukan di wilayah kota star.(ln)

9 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Alor Star, biasanya tenang saja. Wisma Negara, tempat Menteri Besar Datuk Seri Syed Nahar Shahabuddin berkantor, jarang sekali terganggu -- seolah semuanya beres dan menyenangkan. Tapi pada suatu Rabu pagi mendadah terjadi keributan. Ternyata ada keresahan di negara bagian Kedah, Malaysia. yang selama ini mengendap di bawah permukaan. Kaum tani setempat kehilangan sabar yagi itu dan berdemonstrasi kc Wisma Negara. Semakin siang jumlah para demonstran bertambah. Polisi tampaknya kewalahan menghadapi mereka yang terus berteriak dan mengacungkan spanduk yang mereka bawa. Sebagian demonstran bahkan sudah hampir histeris, berusaha memasuki ruangan kerja menteri besar, tapi bisa dihalangi oleh polisi anti huru-hara. Ada 13 truk yang memuat polisi, berikut 2 mobil pemadam kebakaran, dikirim ke situ. Menteri Besar Shahabuddin agak siang tiba di Wisma Negara. Para demonstran segera mengerubunginya dan menyerahkan surat pernyataan yang berisikan tuntutan mereka. Mereka menuntut agar harga pembelian padi dinaikkan menjadi M$ 40 per satu pikul (Rp 183, 87 per kg). Selama ini pemerintah Malaysia membeli padi mereka hanya dengan harga yang berkisar antara -- tergantung dari kualitasnya -- Rp 119,5 dan Rp 137,90 per kg. Belum Memuaskan Untuk menenangkan massa, Shahabuddin langsung naik ke balkon gedung itu dan menjanjikan bahwa dia akan berusaha menyampaikan tuntutan para petani itu ke pemerintahan federal di Kuala Lumpur. Namun para demonstran rupanya tak puas. Shahabuddin kemudian mengajak 10 orang wakil para demonstran untuk berunding. Dalam pertemuan itu dia menjelaskan lagi bahwa hal tersebut telah disampaikannya melalui telepon kepada Perdana Menteri Datuk Hussein Onn. Jawaban ini pun belum memuaskan mereka. Pada jam 16.30 waktu setempat, massa sudah tak terkendalikan lagi. Mereka melempari Wisma Negara itu dengan batu dan benda lain yang mereka temukan. Beberapa kaca jendela di Wisma itu pecah dan pot-pot bunganya hancur berantakan. Bahkan tak sedikit anggota kepolisian yang terkena lemparan batu. Melihat keadaan semakin semrawut polisi segcra menyemprotkan gas air mata ke arah demonstran. Mereka lari terbirit-birit. Ada yang mencoba bersembunyi di dalam Masjid Zahir yang tak jauh dari kompleks gedung itu. Namun polisi berhasil menangkap sedikitnya 90 orang. Jam malam lantas diberlakukan di wilayah kota Star. Itu hanya berlangsung satu malam saja. Tanpa mempersoalkan apakah tuntutan petani itu wajar atau tidak, Menteri Besar Shahabuddin langsung menuding bahwa demonstrasi 23 Januari itu mempunyai maksud tertentu, termasuk politik. Bahkan lebih keras lagi, Menteri Dalam Negeri Malaysia, Tan Sri Ghazali Shafeii, pekan lalu menuduh bahwa kaum tani Kedah tadi ditunggangi oleh unsur subversif. "Aksi demonstrasi bukanlah praktek yang demokratis," kats Tan Sri Ghazali. "Saya tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap pelanggar hukum itu." Kecaman terhadap aksi petani itu tak hanya datang dari penguasa. Wakil Ketua Asosiasi Petani Muda, Haji Zakaria bin Arifin, mengatakan pada News Straits Times, sebagian besar dari petani yang benar-benar bekerja di sawah tidak terlibat dalam demonstrasi itu. Seluruhnya 92 petani yang terlibat dalam demonstrasi itu kemudian dinyatakan bersalah oleh pengadilan tingkat pertama di Alor Star. Dan 26 orang di antara mereka akan diadili pertengahan Februari ini karena dituduh memiliki senjata berbahaya. Sementara itu Tan Sri Ghazali menghimbau pers agar tidak membesar-besarkan peristiwa demonstrasi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus