Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Damai di Ambang Ragu

Tentara Republik Irlandia berjanji meninggalkan perjuangan bersenjata. Kelompok konservatif meragukannya.

8 Agustus 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AGAK janggal terasa ketika pasu-kan zeni Inggris -membongkar ti-ga menara pengawas di Pe-gu-nung---an Sugarloaf, Camlock, Ir-lan--dia Utara, Jumat dua pekan la-lu. Selama tiga dasawarsa, pos-pos mi-liter itu menjadi simbol kehadiran ten-tara Inggris di provinsi berpenduduk 1,6 juta jiwa itu.

Ternyata pembongkaran ini merupa-kan langkah awal pemerintah Inggris me--respons keputusan Sinn Fein, sayap politik Tentara Republik Irlandia (IRA), dua pekan lalu. IRA berjanji meninggalkan perjuangan bersenjata, yang telah berlangsung 35 tahun dan menewaskan 3.600 orang.

Dalam upaya mengakhiri pemerintah-an Inggris di Irlandia Utara, mereka akan menempuh jalur politik. ”Ada ma-sa perang, dan ada masa meninggal-kan perang,” kata Gerry Adam, pemim-pin Sinn Fein. Bagi Adam, inilah masa berdamai.

Karena itu Adam memerintahkan se-mua anggota IRA membantu upaya dip-lomasi politik sepenuhnya dengan cara damai dan demokratis. Namun ia tetap meminta pemerintah Inggris melakukan demiliteri-sasi, persamaan dan agen-da hak asasi manusia.

Ia juga meng-ajak ber-damai musuh po-li-tik-nya dari kubu Kristen Pro-testan. ”Sa-ya perca-ya, inilah saat kita ber-dia-log,” katanya. Ajakan damai itu sege-ra disambut London.

Perdana Menteri Tony Blair menilai ke-putusan IRA ini langkah yang tiada ban-dingannya dalam sejarah Irlandia Uta-ra. ”Ini adalah hari ketika akhirnya per-damaian menggantikan perang, po-litik menggantikan teror,” kata Blair.

Blair berjanji mengurangi jum-lah ser-da-dunya di Irlandia Utara, dari 10.500 men-jadi 5.000 orang. ”Kami akan meng-ikuti proses negosiasi politik, kese-pa-kat-an, normalisasi, dan penarikan du-kung-an militer,” kata Peter Hain, men-teri urus--an Irlandia Utara dalam ka-binet Blair.

Cuma, kubu konservatif tampa-knya ma--sih waswas. ”Sejauh ini Sinn Fein hanya menjejali kita dengan kata-kata, tapi belum ada peletakan senj-ata dan pem-bubaran organisasi param-iliternya,” ujar David Lidington, politisi konservatif Protestan.

Musuh politik IRA pun tak kalah se-ngit-nya. ”Pemerintah Inggris akan mem--bayar mahal pendekatan normali-sa-si ini,” kata Ian Paisley, pemimpin partai politik terbesar Kristen Protestan, Democ-ratic Unionist Party.

Menurut dia, mengurangi jumlah militer Inggris di Irlandia Utara hanya akan menyerahkan bulat-bulat wilayah itu kepada IRA. Sikap skeptis seteru IRA ini bisa dipahami: mereka telah beberapa kali terlibat dalam pembicaraan damai.

Bahkan pada April 1998 mereka me-nan-datangani Perjanjian Jumat Agung. Namun, selama tiga tahun pertama- im-ple-mentasi kesepakatan damai ini, kelom-pok loyalis Protestan menuduh ke-lompok nasionalis ogah melucuti senjata.

Sebaliknya, Sinn Fein menuduh pe-me-rintah Inggris gagal melakukan demiliterisasi. IRA pun menarik diri dari kese-pakatan. Repotnya, kedua pihak punya ke-lompok paramiliter radikal yang tak begitu saja mengikuti keputusan politik induknya, atau dengan sengaja memisahkan diri karena tidak setuju jalan damai.

Kelompok nasion-alis I-rlandia pu-nya Pasuk-an Na-sional Pembebas-an Ir-lan-dia, yang bertanggung ja-wab atas penge-bom-an pada Agu-stus 1998 de-ngan korban tewas 29 orang. Kelompok loy-alis—pro-Inggris—memelihara kelompok pem--be-rang ber-nama Pembela Ta-ngan Me--rah, yang terlibat dalam sejumlah pembunuhan pa-da 1998.

Kedua kelompok radikal bersenjata ini menentang perjanjian damai Jumat Agung. Sikap tak percaya kelompok Protestan inilah yang menjadi ganjalan tawaran damai kelompok Katolik IRA.

Bahkan bujukan Presiden Amerik-a Serikat, George Bush, tak berhasil melembutkan kebencian Ian Paisley terha-dap Gerry Adam. ”Tak akan ada ke--majuan bagi provinsi ini dalam memperoleh perdamaian, hingga seluruh te-roris diber-angus dari pemerintahan,” katanya.

ihul Fadjri (Belfast Telegraph, ePolitix.com, BBC, AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus