Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Demo Guncang Monarki Thailand

Kelompok anti- dan pro-pemerintah yang berhadap-hadapan menimbulkan kekhawatiran akan munculnya kekerasan.

15 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polisi mendorong demonstran pro-demokrasi saat bentrok selama protes massa anti-pemerintah Thailand, pada peringatan 47 tahun pemberontakan mahasiswa 1973, di Bangkok, Thailand 14 Oktober 2020. REUTERS / Soe Zeya Tun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Demo Guncang Monarki Thailand

  • Demo Guncang Monarki Thailand

  • Demo Guncang Monarki Thailand

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANGKOK – Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah Thailand turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Bangkok dan berkumpul di Monumen Demokrasi. Mereka menuntut diakhirinya pemerintah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, perubahan konstitusi, dan menyerukan reformasi monarki. “Ganyang kediktatoran. Hidup demokrasi!” demikian para demonstran berteriak di Monumen Demokrasi, seperti dilansir Bangkok Post, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pendemo anti-pemerintah awalnya bersiap menggelar demo sekitar pukul 14.00. Namun mereka mengubah jadwal dan berkumpul pada pukul 08.00. “Sumber melaporkan ada kelompok yang mencoba menguasai area sebelum pukul 14.00 untuk menghalangi demonstrasi Partai Rakyat,” demikian pernyataan para demonstran. “Karena itu, kami harus menguasai kawasan Monumen Demokrasi lebih dulu.”

Pengunjuk rasa berhasil menduduki Monumen Demokrasi kemarin pagi. Para pendemo membentuk rantai manusia untuk menjaga aksi mereka. Pada saat bersamaan, kelompok pendukung pro-pemerintah dan loyalis kerajaan berkemeja kuning turun ke jalan di daerah yang sama. Kuning dikaitkan dengan monarki di Thailand. Sejumlah petugas keamanan juga termasuk yang berkaus kuning itu.

Aksi demo menuntut demokrasi yang lebih luas dan reformasi kerajaan telah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Demonstrasi ini didorong koalisi kelompok pemuda dari seluruh negeri, yang secara kolektif dikenal sebagai Partai Rakyat. Nama ini merujuk pada aksi simbolis kelompok revolusioner di balik transisi Thailand dari monarki absolut ke monarki konstitusional pada 1932.

Kedua kelompok yang berhadap-hadapan itu menimbulkan kekhawatiran akan munculnya kekerasan di jalanan. Kondisi ini kerap terjadi antara pendukung dan penentang pemerintah sebelum kudeta pada 2014. “Percayalah kepada demokrasi. Kami tidak bisa mundur,” kata pemimpin protes, Parit Chirawat. Ribuan orang berpakaian kuning berjejer di jalan-jalan saat para pengunjuk rasa lewat. Tidak jelas berapa banyak orang di sana. Salah satunya memberikan hormat tiga jari kepada pengunjuk rasa anti-pemerintah, yang bergegas menjabat tangannya.

Dalam aksi demo tersebut, setidaknya 21 aktivis ditangkap. Polisi mengatakan mereka akan didakwa karena melanggar ketertiban umum kemarin. Para pengunjuk rasa terus mendesak agar para aktivis dibebaskan.

Juru bicara pemerintah, Anucha Burapachaisri, mengatakan polisi telah diberi tahu untuk menghindari konfrontasi. Menurut Kepolisian Kerajaan Thailand, sekitar 15 ribu petugas dikerahkan selama aksi demo untuk menjaga ketertiban.

Istana kerajaan belum menanggapi permintaan untuk mengomentari protes atau tuntutan pengunjuk rasa itu. Pemimpin Buddha Issara mengatakan para pengunjuk rasa dapat menuntut demokrasi tapi tidak boleh menyerukan reformasi monarki. “Mereka tidak boleh menyentuh institusi,” katanya.

REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus