Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dengan Rekening, Menjaring Pinochet

Meski gagal dijerat dengan kasus pelanggaran HAM, bekas Presiden Cile Augusto Pinochet belum bisa melenggang bebas. Pengadilan memburunya lewat sangkaan lain.

3 Oktober 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokumen itu mencatat perjalanan dana yang menarik: duit senilai US$ 1,99 juta (setara dengan Rp 20 miliar) mengalir dari perusahaan senjata terbesar di Inggris, BAE Systems, ke dalam rekening mantan Presiden Cile, Augusto Pinochet. Surat kabar Inggris The Guardian menerima salinan dokumen itu dari seorang penyidik pada dua pekan lalu, lantas membeberkan hasil temuan Biro Penyelidikan Penggelapan Serius (SFO) Inggris ini kepada publik.

Publik Cile kontan saja geger. Juga masyarakat di Inggris-negeri tempat Pinochet bernaung setelah kabur dari negaranya tahun lalu. Bukti 14 kali kucuran uang dari BAE Systems ke dompet Pinochet menjadi bukti kunci bagi pengadilan Cile untuk kembali menjerat bekas diktator tersebut. Dia pernah diburu oleh Mahkamah Agung Cile dengan tuduhan kejahatan kemanusiaan atas 3.000 nyawa anak negerinya. Lolos. Pinochet lantas hengkang ke tanah Inggris untuk berlindung.

Agustus 2004, Mahkamah Agung Cile mencabut kekebalan hukumnya. Dengan demikian, bukti-bukti baru di atas membuat pengadilan bisa kembali mengejarnya dengan sangkaan kejahatan pencucian uang. Skandal ini telah dapat dibongkar SFO setelah mereka membuka tabir perusahaan Red Diamond Trading. Berpayung pada BAE, perusahaan yang berkantor di Kepulauan Virgin Inggris ini berkongsi dengan perusahaan pembuat roket Rayo, yang dibentuk pemerintah Cile pada 1994. Saat itu Pinochet menjabat panglima tertinggi.

Jejak terakhir transaksi dari BAE ke Diamond terjadi pada 30 Juni 2005 sebesar US$ 190 ribu. Uang ini diduga pencucian atas hasil korupsi Pinochet sejak dia mengkudeta Salvador Allende pada 1973. "Dia harus dicatat sebagai tersangka kriminal," kata Eduardo Contretas, pengacara yang mengajukan kasus Pinochet.

Nahas Pinochet berawal dari pengakuan Tony Winship dan David Baron, keduanya konsultan finansial BAE. Mereka ditangkap bulan lalu, namun dibebaskan setelah setuju "menyanyi" tentang aliran dana itu. Penyidik juga tertolong oleh kemudahan akses ke data rekening di bank-bank di Amerika Serikat. Penyidik berharap temuan ini bakal mengungkap pencucian uang BAE lainnya. "Ini menggemparkan dunia karena Inggris terlibat pencucian uang," kata Susan Hawley, salah satu tokoh anti-korupsi Inggris, The Cornerhouse.

Pengadilan Cile memusatkan sangkaan pada penggelapan dan penghindaran pajak yang dilakukan Pinochet. Mantan presiden itu dituduh menggelapkan uang US$ 27 juta dalam rekening pribadinya di sejumlah bank luar negeri. Hakim Sergio Munoz, yang menangani kasus Pinochet selama ini, mengaku belum menyentuh temuan SFO karena masih berkonsentrasi pada kasus-kasus Pinochet yang lain.

Sejak kekebalan hukum Pinochet dicabut, Munoz giat bergerak. Dia menggeledah kantor sang mantan diktator dan menyita segepok catatan keuangan. Dia menginterogasi putri sulung Pinochet, Lucia Pinochet-Hiriart, tentang asal uang di rekening ayahnya. Lucia ganti menuding Munoz melakukan "penganiayaan politik" terhadap ayahnya. Pengacara Pinochet, Pablo Rodriguez, juga menuduh Munoz melakukan tindakan yang tak sah dan tidak konstitusional.

Toh, Munoz jalan terus. Satu demi satu lembaran hitam dalam keuangan Pinochet terkuak. Senat Amerika menemukan Riggs Bank telah mencuci uang dalam rekening rahasia Pinochet antara 1994 dan 2002. The Washington Post bahkan melaporkan ada 10 rekening Pinochet di bank itu. Selain di Riggs, Pinochet juga membuka rekening di empat bank lain di Amerika, termasuk Citibank di Miami, atas nama dirinya serta kedua anaknya, Lucia dan Marco Antonio.

Apa komentar BAE Systems? Perusahaan ini mengakui mengirim uang ke rekening Pinochet, tapi membantah terlibat pencucian uang. "Kami punya standar etika dalam berbisnis," kata Direktur Hubungan Media BAE, John Santoz.

Yang jadi soal, etika itu ternyata membawa petaka.

Eduardus Karel Dewanto (The Guardian/Reuters/BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus