Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wartawan senior Thepchai Yong, 49 tahun, sohor sebagai ikon jurnalistik yang berani serta gigih memperjuangkan kebebasan pers di Thailand. Redaktur eksekutif kelompok media bergengsi The Nation ini pernah digusur dari kursi pemimpin redaksi stasiun televisi ITV ketika televisi swasta ini diambil alih Korporasi Shin, perusahaan telekomunikasi milik keluarga Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada tahun 2000.
Beberapa pekan lalu, sahabat dekat Thaksin, Paiboon Damrongchaitham—taipan pemilik raksasa hiburan GMM Grammy—berupaya mengambil alih dua koran besar Thailand: Matichon dan Bangkok Post (selanjutnya disebut The Post). Maka Thepchai pun menyemburkan kritik dengan keras. ”Tindakan Grammy mengambil alih The Post dan Matichon itu menjadi bagian dari tindakan Thaksin menguasai media,” tulisnya kepada Tempo.
Wartawan Tempo Kurie Suditomo mewawancarai Thepchai Yong melalui surat elektronik pada pekan lalu.
Berikut ini petikannya:
Mengapa tindakan GMM Grammy mengambil alih Matichon dan The Post menjadi sorotan yang amat politis?
Memang banyak yang percaya ini tindakan bermotif politik. Paiboon Damrongchaitham, pimpinan Grammy, dikenal amat dekat dengan PM Thaksin yang sudah sering dituding mengintervensi media. Ini juga menunjukkan ambisi Paiboon dalam mengembangkan kerajaan medianya.
Bukankah sah-sah saja GMM Grammy menjadi pemilik saham mayoritas? Kan kedua koran itu sudah menjadi perusahaan publik.
Bangkok Post dan Post Today terbitan Post Publishing terus-menerus menjadi korban dari campur tangan manajemen. Karena itu, bisa dimengerti jika redaksi menjadi lebih ketakutan lagi ketika konglomerat hiburan yang berkoneksi politik menjadi pemegang saham mayoritas. Terutama Bangkok Post yang sering menuai kecaman dari PM Thaksin karena liputan mereka yang kritis. Bagi politisi lokal, tentu banyak alasan untuk bisa mencampuri redaksi harian berbahasa Inggris yang terkenal d Asia Tenggara ini.
Bukannya The Post sudah biasa menghadapi masalah dengan campur tangan di bidang redaksi di bawah manajemen lama pimpinan Suthikiati Chirathivat?
Wartawan The Post memang seperti keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Situasi mereka dengan Suthikiati Chirathivat amat tidak menyenangkan. Dan prospek bekerja dengan Paiboon akan lebih berat karena koneksi politiknya. Mereka ingin menyampaikan pesan agar independensi redaksi mereka seharusnya lebih dihormati.
Apa dasar kekhawatiran bahwa akan ada intervensi Paiboon dalam bidang redaksional?
Paiboon tak pernah menyembunyikan hasratnya untuk mengembangkan kerajaan bisnis hiburan. Kini, dengan memiliki dua grup media yang menerbitkan lima harian cetak, dia tak punya pesaing lagi dalam mempromosikan bisnisnya. Tapi yang lebih mengkhawatirkan justru motif politiknya. Paiboon amat ambisius. Dia sudah berhasil mendekati pemerintah saat ini, terutama Perdana Menteri. Paiboon juga amat dominan dalam mendorong kepentingan industri penyiaran dalam reformasi media. Prosesnya sungguh rumit karena ada banyak kepentingan politik.
Seberapa dekat Paiboon dengan PM Thaksin?
Meski belum ada bukti, hubungan bisnis keduanya amat dekat. Mereka juga punya agenda yang sama dalam mengontrol media.
Anda percaya ucapan PM Thaksin saat menyatakan tak setuju dengan apa yang dilakukan GMM terhadap Matichon dan mengusulkan adanya undang-undang pembatasan kepemilikan media?
Tentu saja tidak. Dia selalu menolak bertanggung jawab atas banyak insiden yang terjadi ketika ada kasus campur tangan, atau bahkan manipulasi, terhadap media. Padahal, bila diurut-urut, semua kasus itu bermuara pada dirinya.
Apakah kasus ini serupa dengan campur tangan PM Thaksin ke ITV tahun 2001?
Memang amat mirip. Sudah jelas yang membeli ITV waktu itu Korporasi Shin, perusahaan keluarganya sendiri. Tapi Thaksin masih mengaku tak tahu apa-apa. Saya yakin Thaksin ingin menguasai penuh media di Thailand. Tindakan Grammy mengambil alih The Post dan Matichon merupakan bagian dari hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo