Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia akan menggelar latihan perang bertajuk Vostok atau Timur pada 30 Agustus - 5 September 2022, melibatkan sejumlah negara termasuk China, India, Belarus, Tajikistan, Mongolia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pertahanan China, pada Rabu, 17 Agustus 2022, menyatakan siap memberangkatkan pasukan untuk mengikuti latihan perang, yang diklaim Rusia tidak terkait dengan situasi dunia saat ini termasuk invasi ke Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun lalu, India menghadiri latihan Latihan ZAPAD 2021 di Rusia yang diikuti oleh 17 negara termasuk China dan Pakistan.
Latihan Vostok-2022 seperti dikutip dari kantor berita Rusia, Tass, merupakan latihan komando dan staf strategis yang akan berada di bawah komando Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, di 13 tempat pelatihan Distrik Militer Timur.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyatakan bahwa selama latihan, pasukan yang berpartisipasi akan mempraktikkan langkah-langkah untuk menjaga keamanan militer di wilayah timur.
Siaran pers Pertahanan China mengatakan PLA telah mengirim personel untuk berpartisipasi dalam latihan ini, yang bertujuan untuk memperdalam kerja sama pragmatis dan bersahabat dengan militer negara-negara peserta, meningkatkan koordinasi strategis semua pihak yang berpartisipasi, dan meningkatkan kemampuan untuk menangani masalah dan berbagai ancaman keamanan.
Unjuk kekuatan Rusia
Latihan besar ini, menurut sejumlah analis, akan dimanfaatkan Rusia untuk menunjukkan meskipun perang lima bulan di Ukraina berbiaya sangat mahal, mereka tetap fokus pada pertahanan seluruh wilayahnya dan kemampuan militernya tetap seperti biasanya..
"Banyak pasukan dan perlengkapan dari MD (distrik militer) timur telah dikerahkan, dirotasi, hilang dan terbunuh di Ukraina sejak Februari, jadi ini akan menarik untuk melihat apa yang bisa mereka selamatkan," kata Mathieu Boulegue, seorang spesialis militer. di lembaga pemikir Chatham House London.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan menekankan bahwa kapasitasnya untuk menggelar latihan semacam itu tidak terpengaruh oleh apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.
Dikatakan Rusia tidak membatalkan kegiatan pelatihan atau kerja sama internasional, dan latihan akan dipasok dengan semua personel, senjata, dan peralatan yang diperlukan.
"Kami minta perhatian Anda pada fakta bahwa hanya sebagian dari Angkatan Bersenjata Federasi Rusia yang terlibat dalam operasi militer khusus (di Ukraina), yang jumlahnya cukup untuk memenuhi semua tugas yang ditetapkan oleh Panglima Tertinggi," kata pernyataan itu.
Direktur CIA William Burns mengatakan pekan lalu Amerika Serikat memperkirakan bahwa 15.000 tentara Rusia telah tewas di Ukraina sejak Februari - jumlah kematian yang diderita tentara Soviet dalam satu dekade perang di Afghanistan dari 1979 - dan tiga kali lebih banyak yang mungkin terluka. .
Distrik militer timur termasuk bagian dari Siberia dan bermarkas di Khabarovsk, dekat perbatasan China. Latihan Vostok sebelumnya pada tahun 2018 berlangsung dalam skala besar dengan hampir 300.000 tentara, termasuk untuk pertama kalinya dari tentara China.
TASS, REUTERS