Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukriana Volodymyr Zelensky memastikan tak mau peduli dengan seruan agar dia mengundurkan diri. Keyakinan itu disampaikan dalam wawancara dengan Fox News saat lawatan ke Gedung Putih pada Jumat, 28 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan di Gedung Putih, Trump mengatakan pada Zelensky bahwa dia dalam posisi tidak untuk mendikte dan Trump menuduh Zelensky gagal memperlihatkan rasa hormat pada warga Amerika Serikat, padahal mereka telah memberikan bantuan melalui Washington untuk Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian ini telah membuat kritikus mempertanyakan apakah Zelensky bisa kembali meraih reputasi sebagai mitra yang bisa diandalkan. Bahkan anggota Senat Amerika Serikat yang pro-Kyev, Lindsey Graham mengatakan Zelensky sudah kelewat batas dengan perilakunya itu.
“Ketika saya melihat apa yang terjadi di Gedung Putih adalah sikap tidak hormat, saya tidak tahu apakah kami bisa melakukan aktivitas bisnis lagi dengan Zelensky. Dia harus mengundurkan diri atau mengirim seseorang yang kami bisa bernegosiasi atau Zelensky harus berubah,” kata Graham, seperti dikutip RT.com.
Pembawa acara Fox News Bret Baier dalam wawancara dengan Zelensky bertanya apakah dia akan mempertimbangkan ucapan Graham dan mengundurkan diri.
“Saya tidak tahu apakah dia akan gembira dengan kata-kata saya, keputusan ini (mengundurkan diri) hanya boleh dilakukan oleh warga Ukraina,” kata Zelensky, mengabaikan usulan agar dia mengundurkan diri.
”Saya tidak yakin itu adalah ide yang baru (mengundurkan diri). Warga Amerika memberikan suara untuk memilih presiden Amerika Serikat dan hanya warga Ukraina yang berhak memilih presiden mereka sendiri,” ujar Zelenksy.
Zelensky sudah lima tahun menjadi presiden Ukraina, di mana masa jabatannya harusnya berakhir pada Mei 2024. Namun dia menolak menggelar pemilu karena kondisi Ukraina yang sedang perang.