Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dokter "M"

Anwar Ibrahim, bekas Wakil Perdana Menteri Malaysia, ditangkap. Ia dikenai tuduhan pelanggaran pidana perihal perilaku seksual. Puluhan ribu rakyat berunjuk rasa.

3 Oktober 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukit Damansara, 20 September, pukul 21.15 waktu Kualalumpur. Bak sinetron melayu, ratusan polisi antihuru-hara mengepung rumah Anwar Ibrahim. Pintu didobrak. Jumpa pers yang tengah berlangsung di rumah Anwar Ibrahim segera bubar. Anwar Ibrahim, bekas Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Malaysia--baru saja dipecat tanggal 2 September silam--hanya diberi waktu satu jam untuk membereskan baju dan pamitan dengan keluarganya. Anwar Ibrahim dibawa ke markas besar polisi untuk menghadapi tuduhan pelanggaran Hukum Pidana pasal 377D perihal salah laku seks. Maka, penangkapan ini semakin menyulut situasi politik Malaysia yang memanas sejak awal September silam.

Perilaku Seks dan Politik

Semuanya terjadi dalam hitungan hari. Anwar Ibrahim dipecat dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan dan Wakil PM; esoknya dipecat dari UMNO. Esoknya lagi dia sudah berhasil menggaet simpati kalangan bawah yang tak habis-habisnya mencium tangannya. Esoknya lagi, muncul tuduhan resmi dari pemerintah bahwa Anwar dipecat karena dasar-dasar moral. Ia dituduh telah "meliwat" (melakukan sodomi) dengan dua lelaki.

Lalu, pekan silam, mayoritas koran-koran Malaysia memuat berita utama mengenai dua orang "korban" yang mengaku telah melakukan praktek sodomi. Kedua lelaki itu, Munawar Ahmad Anees dan Sukma Darmawan Sasmita Atmadja, dijatuhi hukuman penjara enam bulan oleh pengadilan.

Soal tuduhan perilaku seksual Anwar Ibrahim ini, menurut Tarmidzi Hashim, Pejabat Kepala Pers Kedutaan Besar Malaysia, PM Mahathir Mohamad telah mendengarnya sejak setahun silam dan tak pernah ingin mempercayainya. Tetapi, menurut dia, terlalu banyak bukti yang menyebabkan Mahathir meminta Anwar Ibrahim mengundurkan diri. Anwar menolak, seperti yang dikatakannya kepada Newsweek, "Saya meminta ia membuktikan semua tuduhan itu."

Maka, terjadilah pemecatan itu.

Kenapa ia sudah dipecat sebelum terbukti bersalah? Bukankah Malaysia termasuk penganut azas praduga tak bersalah? "Ya, memang," jawab Tarmizi. Tetapi, menurut dia, sesuai kaidah politik Malaysia, pemecatan itu dilakukan--meski belum terbukti bersalah--agar persidangan tidak mengganggu partai (UMNO).

Tokoh Reformasi Malaysia?

Benarkah reformasi telah menyeberang ke negara tetangga setelah heboh penangkapan Anwar Ibrahim? Tunggu dulu. Boleh saja kita bersimpati kepada Anwar Ibrahim. Apalagi selama ini--dibanding mentornya, Mahathir, yang sudah memerintah Malaysia selama 17 tahun dengan represif--Anwar mengesankan ingin menjadikan Malaysia negara yang lebih demokratis. Dan tidaklah mengherankan jika--sehubungan dengan reformasi yang baru saja berlangsung di Indonesia--masyarakat Malaysia, para pendukung Anwar, melihatnya sebagai tokoh reformasi. Tetapi, reformasi belum tentu bisa terjadi karena situasi ekonomi Malaysia belum separah keadaan ekonomi Indonesia. Apalagi, para elite politik Malaysia saat ini masih berada dalam genggaman Mahathir.

Ketika ia ditangkap, Anwar baru saja berpidato di hadapan puluhan ribu demonstran proreformasi yang memenuhi seluruh jalan utama Kualalumpur hingga mendekati Masjid Negara di jantung kota. Pendukung Anwar adalah kaum muda, rakyat bawah, dan kalangan pesantren. "Kita tak bisa lagi membiarkan seorang diktator memerintah kita...," katanya di tengah riuh rendah tepukan dan yel-yel pendukungnya.

Para demonstran yang menyanyikan lagi perjuangan itu, menurut AFP dan Reuters semakin bertambah hingga sekitar 40 ribu orang, sementara CNN melaporkan jumlah demonstran dan pendukungnya yang datang sekitar 60 ribu orang.

Pendukung Anwar memang sebagian besar terdiri dari kalangan mahasiswa, rakyat kelas bawah, dan kalangan pesantren. Tampaknya masih sulit untuk berharap Malaysia mengalami reformasi sesegera mungkin, apalagi kalangan elite politik dan partai UMNO masih mendukung Mahathir sepenuhnya.

Kepala Polisi Datuk Kamarudin Ali mengakui, penangkapan Anwar Ibrahim sudah diikuti dengan penangkapan Ketua UMNO Pemuda Negeri Sembilan, Ruslan Kassim, yang dianggap mendalangi kerusuhan siang itu. Tampaknya masih akan ada penahanan beberapa orang lain lagi. Maka, Malaysia pun semakin mencekam...

Leila S. Chudori dan Dwi Arjanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus