Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Donald Trump Menang Melalui Suara Elektoral, Apa itu Suara Elektoral?

Donald Trump sukses berkat suara elektor. Pasal II Konstitusi AS menyatakan presiden dan wapres dipilih oleh sekelompok orang dari tiap negara bagian

12 November 2024 | 00.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wanita pendukung Donald Trump memeluk karton Calon Presiden Partai Republik tersebut, ketika acara nonton bareng yang memunculkan Trump sebagai pemenang Pemilu Pilpres AS di Manhattan, New York, AS. , 6 November 2024. REUTERS/Andrew Kelly

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Menurut Fox News, pada Kamis, 7 November 2024 Trump meraup 295 elektoral dibandingkan Harris yang 226 elektoral.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari berbagai sumber, memenangkan negara bagian swing sangat krusial, karena kandidat presiden memerlukan setidaknya 270 suara elektoral untuk memastikan kemenangan. Dengan keberhasilannya di negara-negara bagian penting ini, Trump berhasil mengumpulkan jumlah suara elektoral yang dibutuhkan untuk kembali menduduki kursi kepresidenan.

Apa itu Suara Elektoral (Electoral College)?

Pada Pasal II Konstitusi AS menyatakan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih oleh sekelompok orang (electors) dari setiap negara bagian. Sistem ini dikenal dengan dewan elektoral (Electoral College).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Electoral college merupakan istilah bagi "pemilih" presiden dan wakilnya yang mewakili setiap negara bagian. Pemilihan oleh electoral college berlangsung setelah pemilihan publik (popular vote).

Pada dasarnya warga Amerika di hari Pemilu AS tidak memilih langsung calon presidennya melainkan sekadar memberikan suara kepada para "pemilih" tersebut. "Banyak pemilih tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak memberikan suara secara langsung untuk calon presiden," kata Profesor dari Universitas New Mexico, Lonna Rae Atkeson, dikutip dari The Wire, Selasa, 3 November 2020.

Jumlah pemilih electoral college tergantung dari luas wilayah negara bagian dan populasinya. Dari 50 negara bagian serta Washington DC, total ada 538 pemilih. Seorang calon presiden harus meraih minimal 270 suara untuk menang.

Contoh pasangan calon presiden A mendapatkan 8 juta suara di California. Sementara calon presiden B mendapat 7,5 juta suara. Maka calon presiden A berhak atas 55 orang pemilih yang akan maju ke electoral college.

Dikutip dari Aljazeera, dalam praktiknya para perwakilan ini akan setia untuk memilih calon presiden yang meraih suara terbanyak di negara bagiannya. Hal ini yang membuat 7,5 juta suara dalam contoh di atas tidak dianggap dan kerap menuai kritik.

Pada dasarnya, pilpres di Amerika Serikat terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap popular vote dan electoral vote. Pada tahap popular vote, warga di 50 negara bagian yang ada di Negeri Paman Sam akan memilih presiden, wakil presiden, dan anggota electoral college.

Umumnya, saat pemilu berlangsung, foto presiden dan wakil presiden akan berada di bagian atas kertas suara. Sementara itu, foto calon anggota electoral college akan berada di bawah foto calon presiden dan wakil presiden.

AL JAZEERA | NBC NEWS | REUTERS
Pilihan editor: Sosok Melania Trump, Ibu Negara Amerika Serikat yang Baru

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus