Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dosen Universitas Indonesia Prediksi Masa Depan Timur Tengah usai Pilpres AS

Dosen Universitas Indonesia Suzie Sudarman memprediksi arah kebijakan Amerika Serikat akan tetap sama siapa pun presiden AS berikutnya

5 November 2024 | 15.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penyanyi Beyonce dan calon presiden dari Partai Demokrat Wakil Presiden AS Kamala Harris saat mereka menghadiri kampanye Harris, di Houston, Texas, AS, 25 Oktober 2024. Kamala Harris menggunakan lagu 'Freedom' milik Beyonce dalam kampanye pertamanya sebagai calon presiden di Pilpres Amerika Serikat 2024. REUTERS/Marco Bello

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen senior ilmu hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Suzie Sudarman menganalisis pengaruh pemilihan presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS terhadap kondisi Timur Tengah. Menurut dia, meski arah kebijakan akan tetap sama siapa pun presiden berikutnya, Kamala Harris akan lebih baik daripada Donald Trump soal konflik di Timur Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Arah kebijakan AS di Timur Tengah akan sama, hanya bedanya setelah Harris terpilih Israel harus mengakhiri pembunuhan semena-menanya," kata Suzie kepada Tempo pada Senin, 4 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suzie memprediksi jika Trump terpilih sebagai presiden AS, maka dia akan membiarkan dan melanjutkan penaklukan negara-negara di Timur Tengah oleh Israel untuk mencapai tujuan The Greater Israel atau Israel Raya. Saat yang sama, Trump - kandidat dari Partai Republik, akan berpotensi mendorong pemerintah AS untuk membangun kembali negara-negara yang hancur akibat perang. 

Jika Trump menjadi presiden AS, tanpa adanya perubahan aturan Komite Urusan Umum Amerika-Israel atau American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), maka dorongan untuk memperoleh dukungan dari kelompok-kelompok Zionis akan terus berlanjut. 

"Jadi yang harus diperhatikan apakah AIPAC akan di regulasi sebagai foreign agent (agen asing) atau tidak," ujarnya. 

Sebaliknya, Suzie menganggap Harris dari Partai Demokrat sebagai kandidat yang lebih baik. Sebab Harris ingin mengakhiri genosida dan mendorong two-state-solution atau solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Dia juga menilai jika Harris menjadi presiden AS, dia bisa saja menerbitkan executive order untuk meregulasi AIPAC sehingga kelompok Zionis tidak bisa mempengaruhi politik Amerika.

Menurut Suzie, jika Partai Demokrat menguasai Kongres AS, maka lebih mudah untuk membentuk regulasi berupa undang-undang untuk melarang agen asing turut campur dalam politik Amerika.

"Dengan UU anti-agen asing mencampuri politik dalam negeri AS, khususnya dalam hal ini kaum Zionis, maka selesailah urusan sogok menyogok Israel yang memicu keberpihakan politisi AS pada perbuatan keji kaum Zionist," ucapnya. 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

 


 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus