Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun meminta media dan komunitas internasional terus mewartakan apa yang sedang terjadi di Gaza ketika pasukan Israel memulai operasi militer di kota Rafah, Gaza selatan pekan ini. Al-Shun memaparkan situasi saat ini di Gaza, yaitu warga sipil terpaksa melakukan evakuasi dari Rafah setelah mengungsi ke kota yang berbatasan dengan Mesir tersebut usai wilayah-wilayah Gaza lain hancur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mereka memindahkan bendera Palestina dari sana, dan di sana ada bendera Israel,” katanya saat konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta Pusat pada Jumat, 10 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer Israel mengambil kendali operasional di sisi Palestina dari Penyeberangan Rafah pada Selasa, 7 Mei 2024, satu-satunya jalur penyeberangan yang tidak dikelola oleh Israel dan telah menjadi jalur vital bagi 2,3 juta warga Gaza untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan dan mengangkut pasien keluar. Warga setempat mengatakan Israel telah menyebarkan selebaran pada Selasa, memperingatkan masyarakat untuk meninggalkan daerah di Rafah timur. Rekaman tentara Israel menunjukkan tank-tank melaju melalui kompleks Penyeberangan Rafah, dan bendera Israel terlihat dikibarkan di sisi Gaza.
“Ini adalah pendudukan kembali yang sudah terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem,” kata Al-Shun. “Kini masyarakat sudah mulai berpindah dari Rafah. Ke mana mereka akan pergi? Tidak ada bagian, tidak ada area yang aman.”
Tank-tank Israel kini telah menguasai jalan utama yang memisahkan bagian timur dan barat Rafah, secara efektif mengepung keseluruhan kota itu. PBB pada Jumat, 10 Mei 2024, memperingatkan bantuan menuju Gaza mungkin terhenti dalam beberapa hari.
Warga menggambarkan ledakan dan tembakan yang hampir terus-menerus terjadi di bagian timur dan timur laut Rafah, di tengah pertempuran sengit antara pasukan Israel dengan milisi Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Dubes Palestina menyerukan para wartawan dan masyarakat umum untuk membicarakan apa yang sedang terjadi di Gaza. “Suara kalian harus nyaring. Saya berharap perdamaian akan terwujud suatu hari nanti dan tidak ada lagi pembunuhan,” tuturnya.
NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini