Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - FBI menemukan lebih dari 11 ribu dokumen negara dan foto-foto pada 8 Agustus 2022 selama penggeledahan di rumah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Florida. Ada 48 folder yang diberi tanda classified menurut catatan pengadilan dan dibuka pada Jumat, 2 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokumen tersebut dibuka oleh hakim distrik Aileen Cannon berselang sehari setelah dia mendengar adu argument antara pengacara Trump dengan dua jaksa kontra-intelijen di Kementerian Kehakiman Amerika Serikat terkait apakah dia harus menunjuk ahli khusus untuk melakukan sebuah evaluasi terhadap materi-materi yang di sita atas permintaan Trump.
Foto udara rumah milik mantan Presiden AS Donald Trump, di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 15 Agustus 2022. Trump mengatakan bahwa agen FBI menggerebek rumah tersebut pada 8 Agustus 2022. Trump membeli rumah Mar-a-Lago pada tahun 1985 dengan harga sekitar USD 10 juta atau setara Rp 148,6 miliar. REUTERS/Marco Bello
Cannon masih menunda keputusan soal perlu atau tidaknya ahli untuk mengevaluasi dokumen sitaan Trump tersebut. Namun dia setuju untuk membuka dua dokumen yang disorongkan oleh Kementerian Kehakiman Amerika Serikat.
Mantan Jaksa Agung Amerika Serikat William Barr mempertanyakan penunjukan semacam itu (ahli untuk mengevaluasi dokumen Trump). Barr dulu menjadi Jaksa Agung karena ditunjuk oleh mantan Presiden Trump.
“Saya rasa pada level ini, karena mereka sudah mengerahkan FBI untuk melihat keseluruhan dokumen sitaan tersebut. Jadi, saya rasa ini membuang waktu untuk merekrut ahli khusus,” kata Barr dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Barr, yang pensiun pada Desember 2020, menentang Trump dengan tidak mendukung klaim palsu milioner itu, yang menuduh ada penipuan dalam pemilu Presiden pada 2020 dan diyakini Trump harusnya dimenangkan olehnya.
Menurut Barr, dia tidak melihat adanya alasan yang sah bagi Trump untuk memiliki dokumen-dokumen tersebut di rumahnya di Florida, jika dokumen itu termasuk kategori classified.
“Sejujurnya saya skeptis atas klaim ini (Trump). Sebab saya rasa ini hal yang tidak mungkin dan jika dia diberi setumpuk kotak-kotak dokumen tanpa tahu jelas apa isi di dalamnya, maka saya bisa katakan mendeklasifikasikan semua yang ada di sini akan menjadi sebuah pelecehan, yang memperlihatkan kecerobohan yang lebih buruk daripada mengambil dokumen-dokumen ini,” kata Barr.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.