Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Fit Soldiers, Pak Cik, Not Fat-Lah!

Ancaman terbesar bagi militer Malaysia ternyata bukan dari negeri tetangganya. Hadiah bagi yang mampu langsing dalam enam bulan.

19 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN inilah program diet paling menggemparkan dalam sejarah. Pesertanya bukan lagi nyonya-nyonya jet set atau pria metroseksual yang rewel setiap kali melihat jarum timbangan badan mereka naik satu ons. Sasarannya: setiap gram lemak yang menggelambir di tubuh para prajurit Malaysia. Lemak dan tentara? Ups, ini memang terdengar seperti kontradiksi. Sebab, bukankah para serdadu terbiasa dengan latihan fisik spartan yang—mestinya—efektif membakar timbunan lemak?

Rupanya itulah yang membuat risau Wakil Menteri Pertahanan Datuk Zainal Abidin Zin. Sebuah laporan yang diterbitkan bagian pelayanan kesehatan, Selasa pekan lalu, memperlihatkan seperlima dari 1.488 serdadu yang tewas dalam 10 tahun terakhir bukan karena bertugas di medan perang, melainkan oleh penyakit kronis seperti kanker, diabetes, obesitas, dan gangguan kardiovaskuler. Ringkasnya, akibat gaya hidup modern, gaya hidup omnivora yang menyantap apa saja.

Alhasil, Panglima Tentara Nasional Malaysia, Jenderal Tan Sri Mohamad Zahidi Zainuddin, bersegera menerbitkan maklumat. Intinya, setiap prajurit yang bisa menurunkan sedikitnya 10 kilogram berat tubuhnya dalam waktu 6 bulan akan mendapat hadiah besar: liburan. "Itu lebih bermanfaat daripada hadiah uang," ujarnya seperti dikutip kantor berita Bernama. Selain itu, setiap tentara yang berumur di atas 40 tahun diwajibkan menjalani general check-up minimal satu kali dalam setahun, supaya penyakit kronis yang menggerogoti tubuhnya bisa segera dipindai sejak dini.

Ringkihnya kesehatan para jagoan tempur itu memang membuat waswas. Apalagi dalam laporan itu juga terungkap bahwa 55 persen dari 110 ribu asykar Malaysia tergolong perokok, dari ringan sampai berat. Cara yang bakal ditempuh pihak berwenang untuk memperkecil angka itu adalah dengan memasang tanda "dilarang merokok" di semua fasilitas latihan tanpa kecuali.

Rencana pemberian penghargaan bagi tentara yang mampu melangsingkan badannya ini mengundang pro-kontra. Situs Suara Malaysia.com menyindir bahwa militer negeri itu adalah satu-satunya angkatan bersenjata di dunia yang sibuk berperang dengan lemak. Adapun bagi yang setuju, mereka menyarankan agar penghargaan juga diberikan bagi para polisi bertubuh tambun yang sukses merampingkan tubuh mereka seperti waktu "teken serdadu" dulu.

Ihwal program diet kalangan militer negeri jiran itu sebenarnya bukan kali ini saja menjadi berita. November tahun lalu, sebuah kebijakan tak lazim diperkenalkan Menteri Pertahanan Malaysia Najib Tun Razak: mengganti pola makan tiga kali sehari menjadi enam kali sehari bagi pasukan Malaysia! Kebijakan itu diambil setelah melalui serangkaian studi yang dilakukan hampir sepuluh tahun dengan mempertimbangkan kebutuhan asupan kalori tiap orang.

Dengan kebijakan yang diberlakukan efektif sejak Januari 2004 itu, jatah makanan kecil (snack) yang sebelumnya diberikan tiga kali diganti dengan makanan penuh (full meals) layaknya sarapan, makan siang, dan makan malam. Makanan tambahan itu mulai dari nasi biriyani dan roti chapatti yang merupakan menu favorit etnis Tamil sampai makanan Cina dan Thailand.

Cuma, mengingat mayoritas serdadu beragama Islam, Tun Razak tetap meminta agar unsur kehalalan tetap menjadi prioritas utama. "Yang penting, setiap personel tetap harus memperhatikan indeks tubuh mereka," katanya diplomatis—menghindari sebutan agar mereka tidak gendut. Ternyata baru setengah tahun berjalan, justru problem lain yang muncul: gembrot. Alamak!

Akmal Nasery Basral (AP, The New Straits Times, Bernama)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus