Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Patriarkat bidang luar negeri Gereja Ortodok Rusia, Metropolitan Hilarion, keberatan dengan pengubahan fungsi gedung Hagia Sophia menjadi masjid. Hagia Sophia saat ini berfungsi sebagai sebuah museum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kita saat ini tidak bisa kembali ke abad pertengahan. Kita hidup di sebuah dunia multipolar, kita hidup di sebuah dunia multi-konfesional dan kita harus menghormati perasaan para pemeluk agama,” kata Hilarion, seperti dikutip dari reuters.com.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki. TEMPO | Astari P. Sarosa
Menurut Hilarion, Gereja Ortodok Rusia tidak mengerti apa motif pengubahan fungsi Hagia Sophia. Dugaan saat ini karena adanya politik domestik dibalik upaya ini.
Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan mengajukan proposal memulihkan lagi peran Hagia Sophia sebagai masjid. Hagia Sophia yang tercatat dalam situs warisan dunia UNESCO adalah gedung yang dibangun pada abad keenam pada kekaisaran Kristen Byzantine dan Muslim Ottoman. Bangunan bersejarah itu sekarang menjadi salah satu monumen paling sering dikunjungi di Turki.
Sebuah pengadilan Turki pada awal pekan ini menggelar sidang sesi dengar untuk kasus mengubah fungsi Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Putusan akan diambil pada bulan ini.
Upaya mengubah fungsi Hagia Sophia telah menuai kritik dari pemuka agama dan politikus. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan Pemerintah Yunani mendesak Turki agar mempertahankan gedung itu sebagai museum. Erdogan menggambarkan kritik asing untuk proposal mengubah fungsi Hagia Sophia adalah sebuah serangan terhadap kedaulatan Turki.