Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gertak sambal di tripoli

Gencatan senjata antara PLO & pasukan pemberontak diumumkan alam persetujuan rujuk PLO di damaskus. abu musa menolak keluar dari kamp pengungsi badawi dan nahr el-bared. arafat bertahan di tripoli.(ln)

3 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMBAKAN artileri masih terus menyambar-nyambar sesudah gencatan senjata diumumkan dalam persetujuan rujuk PLO, Jumat lalu. Diprakarsai menlu Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal dan menlu Syria Abdel-Halim Khaddam, persetujuan yang dimatangkan di Damaskus itu tampak kurang bergema di medan pertempuran Tripoli. Ahmed Jibril, pemimpin Komando Umum Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, malah melontarkan ultimatum supaya Yasser Arafat meninggalkan Tripoli, Sabtu pagi. Kalau tidak, "Dia akan dihabisi," gertaknya dalam nada tinggi. Gertak itu tampaknya gertak sambal. Terbukti, pemimpin PLO itu, sampai Senin lalu masih bertahan di Tripoli. Tapi Arafat, dari apartemen persembunyiannya di bilangan utara kota, tetap memperhitungkan pihak pembangkang akan menggempur kembali posisinya. Sementara itu, penduduk sipil di seantero Tripoli kelihatan sudah bersiapsiap menghadapi masa pengepungan yang panjang, seperti terjadi di Beirut Barat tahun silam. Mereka khawatir, bencana serupa akan terulang. Perjanjian empat pasal dari Damaskus juga mengandung ketentuan yang sifatnya samar-samar. Misalnya, tidak disebutkan terperinci bagaimana pelaksanaan Pasal 2 yang berbunyi "penarikan mundur semua pejuang Palestina dari Tripoli dan sekitarnya dalam tempo dua minggu." Pemimpin pihak pembangkang, Kolonel Abu Musa, menafsirkan bahwa dua kamp pengungsi Badawi dan Nahr el-Bared tidak termasuk wilayah Tripoli dan sekitarnya. Karena itu, pasukannya boleh menetap di sana. Tapi Yasser Arafat berpendapat sebaliknya. Kedua kamp harus dikosongkan. Seperti dilaporkan koresponden TEMPO Nasir Tamara dari Beirut, Arafat juga menawarkan jalan tengah. Usulnya, kelompok pembangkan boleh bertahan asal persenjataan berat milik mereka, seperti tank artileri dan peluncur roket, diserahkan. "Kalau semua diserahkan, tidak ada lagi masalah," ucap Ahmed Abdel Rahman, juru bicara Arafat. Pasal lain persetujuan Damaskus mencakup: penghentian tembak-menembak secara komplet, pembentukan sebuah komite pengawas yang dipimpin bekas PM Libanon Rashid Karami, serta perlunya dialog politik antara Arafat dan pembangkang agar perbedaan antara mereka terjembatani. Abu Musa tampaknya tidak menanggapl secara positif pasal-pasal itu. Dia, misalnya, menolak pasukan gabungan Arab sebagai perantara untuk rujuk PLO. Sikap Abu Musa ini bisa dimaklumi. Karena Arafat dalam keadaan yang terjepit seperti sekarang, masih tetap mendapat dukungan luas di kalangan dunia Arab. Sedang Musa cuma ditunjang Syria dan Libya. Poll pendapat umum yang diselenggarakan surat kabar Al Fajr atas 6.000 penduduk Palestina di Tepi Barat, bulan lalu, menunjukkan bahwa 93% warga menyatakan dukungannya untuk Yasser Arafat. Belakangan, Miriam, ibu Abu Musa ikut menyesalkan tindakan anaknya yang dianggapnya "boneka Hafez Assad". Di pihak lain, kejatuhan Arafat yang ramai diperbicangkan dunia internasional agaknya tetap merupakan hal yang terlalu pagi untuk diterima sebagai kenyataan. Tokoh PLO itu tetap tanguh dan liat menghadapi gebrakan Musa, Jibril, atau Hafez Assad, yang belakangan ini dikabarkan sakit keras. Surat kabar Israel Harretz melaporkan bahwa roda pemerintahan di Damaskus kini ditangani lima orang, sebagai hasil keputusan bersama antara Baath, partai rezim yang berkuasa, kelompok tentara, dan dinas rahasia Syria. Walau kondisi kesehatan Assad tidak amat mengkhawatirkan, di saat ia terbaring sakit, Israel dan PLO justru mencatat kemajuan penting. Melalui persiapan cukup panjang, kedua pihak yang bermusuhan itu, Kamis pekan silam, berhasil melakukan tukarmenukar tawanan perang. Dari kamp Ansar, Israel membebaskan 4.500 pejuang Palestina. Sedang dari Tripoli PLO cuma membebaskan enam tentara Israel. Mengapa penukaran itu dilaksanakan pada saat-saat rawan? Tidak lain karena pemerintah Israel amat mengkhawatirkan keselamatan tentaranya itu yang tersekap di Tripoli bersama-sama Arafat. Mungkin baru pertama kali dalam sejarah, enam tawanan ditukar 4.500 orang. Tentang ini bekas PM Menachem Begin berkomentar, "Harga yang kami bayar terlalu tinggi, tapi pilihan lain memang tidak ada." Kisah pembebasan tawanan, mulai dari perundingan di Jenewa (yang melibatkan Palang Merah Internasional Prancis dan Austria) sampai pengiriman ke tempat masing-masing, juga cukup seru. Tak ubahnya sebuah operasi militer, pembebasan itu melibatkan ratusan tentara Israel, beberapa helikopter 100 bis, dan dua kapal perang. Dari Tripoli, enam prajurit Israel itu mesti melewati mata rantai berupa dua kapal perang, milik Prancis dan Israel, lalu ke Haifa, kemudian baru diterbangkan ke Tel Aviv. Sementara itu, dari kamp Ansar, tawanan PLO diberangkatkan ke Tel Aviv, kemudian dipencarkan: sekitar 1.000 orang diangkut ke Aljir dengan tiga jumbo jet milik perusahaan Prancis, Air France, dan sisanya disebar ke empat kota di Libanon Selatan. Penuh semangat, tawanan PLO mengacungkan dua jari membentuk tanda V (kemenangan) seraya bersorak, "Kami akan kembali dan berjuang lagi!" Tekad itu bukan tidak dikhawatirkan Israel. Namun, sorotan dunia masih tertuju ke Arafat, yang membanggakan pembebasan tawanan PLO sebagai kemenangan gemilang. Sekarang, di bawah tekanan keras Syria, apakah Arafat kelak terpaksa ankat kaki dari Tripoli ? Kemungkinan besar tidak. Dari Beirut Barat ia telah memetik sebuah pelajaran mahal: meningalkan anak buah berarti tamatnya riwayat kepemimpinan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus