Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gorok Dua Wanita di Swiss, Anggota ISIS Disidang

Seorang wanita Swiss anggota ISIS menghadapi persidangan pada Senin waktu setempat dengan tuduhan mencoba menggorok leher dua wanita

30 Agustus 2022 | 15.37 WIB

Sebuah logo ISIS yang berada di jalanan saat pertempuran dengan pasukan Irak di Mosul, Irak, 16 Maret 2017. REUTERS/Thaier Al-Sudani
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sebuah logo ISIS yang berada di jalanan saat pertempuran dengan pasukan Irak di Mosul, Irak, 16 Maret 2017. REUTERS/Thaier Al-Sudani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita Swiss menghadapi persidangan pada Senin waktu setempat dengan tuduhan mencoba menggorok leher dua wanita di sebuah department store atas nama ISIS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Persidangan berlangsung di Pengadilan Kriminal Federal di Bellinzona di Ticino.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seperti dilansir Arab News Selasa 30 Agustus 2022, perempuan berusia 29 tahun itu dituduh melakukan "aksi teroris" dalam serangan di toko mewah Manor di Lugano, wilayah Ticino, Swiss selatan pada 24 November 2020.

Satu dari dua korban mengalami luka serius di leher. Yang kedua menderita luka di satu tangan dan berhasil mengendalikan penyerang sampai polisi tiba.

Menurut dakwaan yang dikeluarkan oleh Kantor Kejaksaan Agung Swiss, terdakwa, yang tidak dapat disebutkan namanya karena alasan hukum, “bertindak dengan sengaja dan dengan kejam.”

“Dia secara brutal menyerang korbannya yang dipilih secara acak dengan pisau, dengan tujuan membunuh mereka dan dengan demikian menyebarkan teror ke seluruh penduduk atas nama ISIS, memicu laporan luas di media dan dengan demikian menyebarkan ideologi ISIS,” menurut jaksa.

Tersangka terutama didakwa dengan percobaan pembunuhan dan pelanggaran hukum terhadap hubungan dengan Al-Qaeda, ISIS dan kelompok-kelompok Islam terkait. Dia juga didakwa dengan prostitusi yang melanggar hukum antara 2017 dan 2020.

Setelah jatuh cinta dengan seorang pejuang jihad di Suriah melalui media sosial pada 2017, perempuan ini telah berusaha untuk melakukan perjalanan ke negara yang dilanda perang untuk bertemu dengannya. Namun, ia dihentikan oleh otoritas Turki di perbatasan Suriah dan dikirim kembali ke Swiss.

Terduga penyerang telah masuk Islam, menurut surat kabar 24 Heures.

Polisi mengatakan pada saat itu dia kemudian dirawat di klinik psikiatri. Jaksa menekankan bahwa praduga tak bersalah berlaku sampai keputusan yang mengikat secara hukum telah dikeluarkan. Putusan pengadilan diharapkan akan dibacakan pada 19 September.

Pembelaan mengandalkan kondisi mental wanita tersebut untuk membantah dugaan motif teroris.

Swiss tidak pernah mengalami serangan jihad skala besar, tetapi dua serangan pisau terjadi pada tahun 2020.

Beberapa minggu sebelum insiden Lugano, seorang pemuda berkebangsaan Turki-Swiss, yang berusaha melakukan perjalanan ke Suriah pada 2019, dengan fatal menikam seorang pejalan kaki di sebuah jalan di Morges di Swiss barat.

Menurut Federal Intelligence Service, tingkat ancaman teror masih dianggap tinggi di Swiss.

"Kami menemukan bahwa orang-orang yang mengambil tindakan adalah orang-orang radikal yang dibesarkan di Swiss tanpa pernah ke zona konflik," kata polisi federal. “Mereka menjadi radikal di Internet, sebagian besar dalam obrolan dan forum tertutup, tetapi juga dalam kelompok dan asosiasi. Inilah yang disebut terorisme 'homegrown'," katanya.

ARAB NEWS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus