Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 18 Oktober 1851 lalu, novel klasik Moby Dick karya Herman Melville untuk pertama kalinya diterbitkan di Britania Raya. Moby Dick sendiri diambil dari nama ikan paus. Novel ini pun dianggap sebagai magnum opus Melville dan salah satu novel Amerika terbesar.
Untuk penulisan Moby Dick, Melville terinspirasi dari cerita paus putih Pasifik yang dalam majalah disebutkan sebagai Mocha Dick. Berdasarkan The National Ocean Service, Moby Dick terinspirasi dari cerita tentang paus putih yang dibaca Melville di majalah, majalah tersebut yaitu The Knickerbocke. Kisah ini ditulis oleh Jeremiah Reynolds pada tahun 1839.
Berdasarkan history.com, Moby Dick sekarang dianggap sebagai sastra klasik Amerika yang hebat dan berisi, salah satu kalimat pembuka paling terkenal dalam fiksi: "Panggil aku Ismail." Namun, pada awalnya, buku tentang Kapten Ahab dan usahanya menangkap paus putih raksasa gagal.
Untuk tokoh yang paling banyak diceritakan dalam novel ini yaitu Ismail dan Kapten Ahab. Ismail melakukan perjalanannya mengarungi lautan untuk mencari makna, menyampaikan kepada hadirin perjalanan terakhir Pequod—sebuah kapal penangkap ikan paus. Kapten Ahab digambarkan sebagai seorang kapten kapal yang obsesif. Hal ini dikarenakan ia memiliki satu kaki, ia mengalami kecelakaan setelah memburu paus—Moby Dick.
Untuk penggambaran tokoh dalam novel ini dimulai dari tokoh Ismail sebagai narator. Sedangkan Ahab, menurut Kitab Ibrani merupakan seorang raja jahat yang memimpin Bangsa Israel menuju ke kehidupan penyembahan berhala.
Berdasarkan britannica.com, kapal yang digunakan untuk menyelamatkan Ismail diberi nama Rahel yang merupakan nama dari Ibu Yusuf dan digambarkan sebagai seorang yang melindungi anak-anaknya. Seperti yang digambarkan dalam Kitab Yeremia, Rahel meyakinkan Tuhan untuk mengakhiri pengasingan yang ditempatkan pada suku-suku Yahudi karena penyembahan berhala.
Selain tokoh yang disebutkan tadi, novel klasik ini juga memuat tokoh Queequeg, Starbuck, Pelleg, dan Bildad. Dalam novel ini Kapten Ahab mengungkapkan obsesinya untuk membalaskan dendam kepada Moby Dick pertamakali kepada Ismail dan Queequeg setelah pemilik Pequod, Peleg dan Bildad, menjelaskan kepada mereka bahwa Ahab masih belum pulih dari pertemuan dengan paus besar yang mengakibatkan kehilangan kakinya.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hakim Hukum Simpatisan Nazi Baca Novel Klasik sebagai Ganti Hukuman Penjara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini