Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 44 tahun silam, tepatnya 4 Mei 1979, Margaret Hilda Thatcher dilantik jadi Perdana Menteri atau PM Inggris. Sepanjang abad ke-20, dia adalah yang paling lama menduduki jabatan itu. Oleh Uni Soviet dia sempat dijuluki wanita besi alias Iron Lady berkat gaya memimpinnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas bagaimana kiprah kepemimpinan Margaret Hilda Thatcher ini selagi menjabat sebagai Perdana Menteri Britania Raya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Britannica, Margaret Hilda Thatcher menjadi Perdana Menteri lewat Pemilihan Umum disingkat Pemilu pada 1979. Usai dilantik, dia menerapkan serangkaian kebijakan ekonomi mengatasi inflasi tinggi Inggris. Kebijakannya menekankan pada deregulasi, terkhusus di sektor keuangan, memprivasi perusahaan milik negara, dan mengurangi kekuatan serta pengaruh serikat buruh.
Di era awal pemerintahan Margaret Thatcher, inflasi tinggi yang terjadi sebelumnya membuat Inggris mengalami resesi. Kondisi ini membuat popularitasnya berkurang di tahun-tahun pertama menjabat. Apalagi resesi membuat banyak pengangguran baru muncul. Namun pemerintahannya mulai mendapat dukungan usai Inggri menang atas Argentina dalam Perang Falklands 1982. Terutama setelah perekonomian Britania Raya pulih.
Pada Pemilu 1983, Margaret Hilda Thatcher terpilih lagi jadi Perdana Menteri Inggris. Pada 1984, dia selamat dari upaya pembunuhan. Sebuah pengeboman dilakukan oleh Provisional IRA di hotel Brighton. Dia juga meraih kemenangan politik melawan National Union of Mineworkers dalam pemogokan penambang 1984–1985 . Pada 1987, dia terpilih untuk kali jabatan ketiga sebagai Perdana Menteri.
Namun kariernya redup selepas itu. Kebijakannya tentang biaya komunitas atau disebut juga sebagai pajak jajak pendapat tak mendapatkan dukungan.
Lalu pada 1990, Margaret Hilda Thatcher mengundurkan diri. Baik sebagai Perdana Menteri sekaligus pimpinan partai. Dia digantikan oleh Menteri Keuangan John Mayer. Usai pensiun dia diberikan gelar kebangsawanan seumur hidup sebagai Baroness Thatcher dari Kestevendi County of Lincolnshire. Pada 2013, dia meninggal karena stroke di Ritz Hotel, London di usia 87 tahun.
Margaret Hilda Thatcher disebut Iron Lady yang mengubah wajah Inggris abad ke-20, sebagaimana dilansir dari Reuters. Selama hidupnya dalam politik, beberapa orang memujanya sebagai seorang modernisator yang mengubah negara. Di sisi lain, lawannya dengan getir menuduh Margaret memperkukuh jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Selama 11 tahun berkuasa, dia bentrok dengan Uni Eropa, setuju untuk menyerahkan kembali koloni Hong Kong ke China, dan berperang untuk memulihkan Kepulauan Falkland dari penjajah Argentina.
Dia menjalin hubungan dekat dengan Presiden AS Ronald Reagan dalam Perang Dingin, mendukung Presiden pertama George Bush selama Perang Teluk 1991, dan menyatakan bahwa pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev adalah orang yang dapat dia ajak berbisnis. Itulah mengapa mantan PM Inggris itu dijuluki Wanita Besi. Julukan ini awalnya diberikan oleh wartawan militer dari Uni Soviet, Kapten Yuri Gavrilov karena konsisten melawan komunisme.
BRITANNICA | REUTERS
Pilihan editor : 7 Fakta Seputar Pengunduran Diri Wakil PM Inggris Dominic Raab, Rishi Sunak Mengaku Sangat Sedih
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.