Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Islamofobia Menggila di Dunia, PBB Ingatkan Sentimen Anti-Muslim Meningkat

PBB mengatakan sentimen anti-Muslim meningkat di dunia usai serangan Hamas ke Israel 7 Oktober 2023.

15 Maret 2025 | 19.00 WIB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Utusan Khusus untuk Ambisi dan Solusi Iklim di Museum Sejarah Alam Amerika di Kota New York, AS, 5 Juni 2024. REUTERS/David Dee Delgado
Perbesar
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Utusan Khusus untuk Ambisi dan Solusi Iklim di Museum Sejarah Alam Amerika di Kota New York, AS, 5 Juni 2024. REUTERS/David Dee Delgado

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa kecenderungan anti-Muslim meningkat di seluruh dunia. Guterres mendesak platform teknologi daring untuk mengekang ujaran kebencian dan pelecehan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesan video Guterres disampaikan menjelang Hari Internasional untuk memerangi Islamofobia. Dikutip dari Reuters, kelompok hak asasi manusia di seluruh dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencatat peningkatan Islamofobia, bias anti-Arab, dan antisemitisme. Anti-Muslim meningkat sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas ke Israel. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kita menyaksikan meningkatnya kefanatikan anti-Muslim yang mengkhawatirkan. Mulai dari diskriminasi rasial dan kebijakan diskriminatif yang melanggar hak asasi manusia dan martabat, hingga kekerasan langsung terhadap individu dan tempat ibadah," kata Guterres. Ia tak menyebutkan negara atau pemerintah tertentu.

"Platform daring harus membatasi ujaran kebencian dan pelecehan. Kita semua harus menentang kefanatikan, xenofobia, dan diskriminasi," katanya.

Para pembela hak asasi manusia selama bertahun-tahun telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang stigma yang dihadapi oleh umat Muslim dan Arab. Sebagian orang menyamakan komunitas tersebut dengan kelompok militan Islam.

Saat ini, banyak aktivis pro-Palestina, termasuk di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, telah mengeluh. Mereka mengatakan bahwa advokasi mereka untuk hak-hak Palestina secara keliru dicap oleh para pengkritik mereka sebagai dukungan terhadap Hamas.

Dalam beberapa minggu terakhir, lembaga pengawas hak asasi manusia telah menerbitkan data yang mencatat rekor tingkat insiden kebencian anti-Muslim dan ujaran kebencian di negara-negara seperti Inggris, AS, dan India. Pemerintah negara-negara tersebut mengatakan bahwa mereka bermaksud memerangi segala bentuk diskriminasi.

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Kasus Eks Presiden Duterte hingga American Airlines Terbakar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus