Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 24 Juli, tepat 124 tahun lalu, Amelia Earhart lahir. Ia sosok legendaris karena pencapaiannya sebagai pilot perempuan pertama di dunia. Semasa hidupnya, Earhart telah menerbitkan beberapa buku dan dikenal pula sebagai pejuang hak-hak wanita di Amerika Serikat.
Melansir dari laman Encyclopaedia Britannica, Amelia Earhart telah menunjukkan sifat petualang dan mandiri sejak masa kanak-kanak. Setelah kakek neneknya meninggal, keluarga Earhart mengalami kesulitan finansial dan harus berpindah ke beberapa tempat. Ketertarikan Earhart pada penerbangan dimulai ketika ia meninggalkan perguruan tinggi di Pennsylvania dan memilih menjadi asisten perawat di Toronto.
Pada tahun 1920, Earhart mulai mengambil pelajaran terbang setelah didorong oleh pengalaman pertamanya menaiki pesawat ke California. Pada 1921, ia membeli pesawat pertamanya, Kinner Aster, dan berhasil menerima lisensi pilot dua tahun setelahnya.
Hingga perpindahannya ke Massachusetts di pertengahan 1920-an, Earhart terus mengejar minatnya dalam dunia penerbangan. Ia menjadi selebriti internasional setelah mengikuti proyek penerbahan yang digagas oleh Charles Lindbergh. Melalui proyek penerbangan tersebut, Earhart menjadi penumpang perempuan pertama yang terbang melintasi Samudra Atlantik.
Earhart menuliskan pengalaman terbangnya dalam sebuah buku dan melakukan tur kuliah di seluruh Amerika Serikat. Pencapaiannya membuat ia terdorong untuk mendirikan sebuah organisasi pilot wanita yang kemudian dikenal sebagai Ninety-Nines pada tahun 1929. Ia ingin para wanita menolak norma-norma sosial yang menyempit dan mengejar berbagai peluang, terutama dalam bidang penerbangan.
Tidak puas sebagai penumpang, Earhart lantas melakukan penerbangan seorang diri untuk melintasi samudera Atlantik pada tahun 1932. Meski sempat mengalami beberapa kesulitan, Earhart akhirnya berhasil menjadi pilot perempuan pertama yang melakukannya. Masih di tahun yang sama, Earhart menulis buku yang berjudul The Fun of It. Di dalam buku itu ia bercerita mengenai kehidupan dan minatnya pada penerbangan.
Rekor penerbangan Earhart terus berlanjut. Pada 1935, ia berhasil menyelesaikan penerbangan seorang diri dari Hawai ke California. Pada 1937, ia berangkat untuk terbang keliling dunia dengan ditemani Fred Noonan. Mulai dari 1 Juni hingga 29 Juni, Earhart dan Noonan berhasil terbang dari Miami ke New Guinea. Pada 2 Juli, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Pulau Howland.
Rute penerbangan menuju Pulau Howland termasuk sulit dan berbahaya. Untuk membantu navigasi, dua kapal AS yang terang benderang ditempatkan untuk menandai rute tersebut. Sayangnya, menjelang akhir perjalanan Earhart mengirim radio bahwa pesawatnya kehabisan bahan bakar kemudian hilang kontak.
Pencarian untuk menemukan Amelia Earhart dan Noonan terus dilakukan tapi tak kunjung membuahkan hasil. Pada 19 Juli 1937, operasi pencarian akhirnya dihentikan dan keduanya dinyatakan hilang di laut. Surat-surat dan catatan harian yang dikirimkan Earhart pada suaminya sepanjang perjalanan kemudian dipublikasikan dalam buku berjudul Last Flight (1937). Hingga kini, kisah misterius hilangnya Amelia Earhart telah melahirkan banyak teori dari publik.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini