Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh dalam rangka Hari Perempuan Internasional (IWD) pada Kamis, 7 Maret 2024, mengingatkan perempuan Palestina hidup melalui hari-hari paling kelam dalam sejarah bangsanya. Hari Perempuan Internasional diperingati setiap 8 Maret setiap tahunnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peringatan Hari Perempuan Internasional biasanya digunakan untuk merayakan pencapaian perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Hari Perempuan Internasional juga menandai seruan untuk mempercepat kesetaraan gender.
Shtayyeh, dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional, menceritakan situasi perempuan Palestina di tengah serangan Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Serangan Israel telah menewaskan setidaknya 30.800 warga Gaza.
“(Perempuan Palestina) berduka atas orang-orang yang mereka cintai, terbunuh, terlantar, dirampas hak asasi manusianya yang paling dasar, di depan mata dan pendengaran dunia,” kata Shtayyeh, dikutip kantor berita Anadolu.
Organisasi PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, UN Women, mencatat setidaknya 9 ribu perempuan dibunuh oleh pasukan Israel sejak pembombardiran di Gaza yang kini memasuki bulan kelima. Namun UN Women memprediksi jumlah korban tewas sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena masih banyak lagi orang yang dilaporkan tewas di bawah reruntuhan. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 8 ribu orang, baik perempuan dan laki-laki, masih dinyatakan hilang.
“Meskipun perang ini tidak pandang bulu, data UN Women menunjukkan perang ini membunuh dan melukai perempuan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” demikian keterangan UN Women dalam siaran pers pada 1 Maret 2024.
Shtayyeh dalam pidatonya mengingatkan orang-orang yang merayakan Hari Perempuan Internasional di seluruh dunia dan mereka yang memuji hak-hak perempuan, bahwa di Palestina terdapat 9 ribu perempuan yang menjadi martir.
“Biarkan perempuan Palestina hidup pada tanggal 8 Maret setiap hari, dengan kebebasan, martabat, kemandirian nasional, keamanan, dan keselamatan, dan biarkan standar ganda … runtuh,” kata penjabat perdana menteri yang mengundurkan diri pada Februari 2024 itu.
Dengan tingkat kematian saat ini, UN Women mencatat rata-rata 63 perempuan akan terus terbunuh setiap harinya selama pertempuran masih berlangsung di Gaza. Dari angka tersebut, organisasi itu juga mencatat sekitar 37 ibu terbunuh setiap hari. Sekitar 60 ribu ibu hamil di wilayah kantong tersebut menghadapi kekurangan gizi dan dehidrasi, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam data terbaru, di tengah blokade ketat Israel yang menyulitkan masuknya bantuan kemanusiaan.
ANADOLU
Pilihan editor: Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh Mengundurkan Diri
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini