Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Iran Luncurkan Rudal Balistik Baru, Mampu Jangkau Israel

Rudal-rudal Iran, termasuk desain terbarunya, mampu mencapai musuh bebuyutannya, Israel

2 Februari 2025 | 21.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria melihat sisa-sisa rudal balistik yang tergeletak di padang pasir, menyusul serangan Iran terhadap Israel di dekat kota selatan Arad, Israel, 2 Oktober 2024. REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iran merilis rudal balistik baru pada Ahad 2 Februari 2025 yang dikatakan mampu menempuh jarak 1.700 kilometer. Peluncuran ini dalam sebuah upacara di Teheran yang dihadiri oleh Presiden Masoud Pezeshkian seperti dilansir Al Arabiya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Televisi pemerintah menyiarkan gambar rudal tersebut, yang dijuluki Etemad, atau “kepercayaan” dalam bahasa Persia. Rudal tersebut disebut memiliki jangkauan maksimum 1.700 kilometer dan merupakan “rudal balistik terbaru” yang dibuat oleh kementerian pertahanan Iran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rudal-rudal Iran, termasuk desain terbarunya, mampu mencapai musuh bebuyutannya, Israel, yang menjadi sasarannya dua kali tahun lalu ketika genosida Gaza meluas.

“Pengembangan kemampuan pertahanan dan teknologi luar angkasa... bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada negara yang berani menyerang wilayah Iran,” kata Pezeshkian dalam pidato yang disiarkan televisi.

Upacara tersebut berlangsung pada hari kedirgantaraan nasional Iran dan beberapa hari sebelum peringatan 46 tahun berdirinya Republik Islam pada 10 Februari 1979.

Sejak kembalinya Presiden Amerika Serikat Donald Trump – yang menerapkan pendekatan “tekanan maksimum” terhadap Iran pada masa jabatan pertamanya – Teheran telah melakukan berbagai unjuk kekuatan, termasuk latihan militer skala besar dan pendirian pangkalan militer bawah tanah.

Pada saat yang sama, Teheran telah menunjukkan kesediaannya untuk memulai kembali perundingan mengenai program nuklirnya, yang telah menjadi subyek ketegangan dengan negara-negara Barat selama beberapa dekade.

Iran, yang dulu mendapatkan sebagian besar peralatan militernya dari sekutunya Amerika Serikat, terpaksa mengembangkan persenjataannya sendiri sejak Washington memutuskan hubungan dan menjatuhkan sanksi setelah Revolusi Islam tahun 1979.

Setelah berada di bawah embargo senjata selama perang dahsyat dengan Irak antara 1980-1988, Iran kini memiliki banyak persenjataan yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk rudal, sistem pertahanan udara, dan drone.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus