HARI-hari ini, parlemen federal Malaysia bakal membicarakan soal Negara Bagian Kelantan. Persisnya, membicarakan apakah kehendak mayoritas di negara bagian itu, untuk menerapkan hukum Islam, bisa diluluskan. Seperti diketahui, November parlemen Kelantan mengesahkan hukum berdasarkan Islam untuk wilayahnya. Itu berarti pencuri di Kelantan yang tertangkap akan dipenggal tangan kanannya, para pezinah dilempari batu (menurut aturan di negeri itu batunya berukuran sedang) sampai mati. Mayoritas atau 95% warga Kelantan memang Islam, dan sejak tahun 1990 wilayah ini dipimpin oleh PAS (partai Islam militan). Tindakan pertama pemerintahan PAS waktu itu: melarang lotere, mengharamkan alkohol, melarang potongan rambut uniseks, dan mendorong pemakaian busana muslim. Yang belum sukses, mengusulkan diberlakukannya hukum Islam. Waktu itu Mahathir Mohamad menanggapi cita-cita Islam Kelantan dengan bijak. ''Kalau Nik Aziz merasa bahwa memotong tangan seseorang akan menjadikannya seorang muslim yang komplet, pemerintah federal tak akan menghalanginya,'' katanya. Nik Aziz atau lengkapnya Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat adalah menteri besar Kelantan, dan ketua Dewan Ulama PAS. Kini, sikap Mahathir, yang dulu terkesan menyerahkan masalahnya pada Kelantan sendiri, berubah. Ia kini justru berniat menghalangi cita-cita Kelantan. Soalnya, dulu Mahathir yakin bahwa umat Islam di negara bagian yang lain tak akan terpengaruh Kelantan. Kini, kabarnya beberapa negara bagian lain yang kelompok Islamnya cukup kuat mulai menunjukkan minat untuk mengikuti Kelantan. Di negeri yang berpenduduk sekitar 18 juta ini, yang Islamnya mencapai sedikit di atas separuh, sekitar 53%, itu memang sulit dibayangkan parlemennya akan menyetujui sebuah negara bagian menerapkan hukum Islam. Masalahnya sekarang, ada dugaan bahwa kelompok Islam militan di Malaysia kini berkembang. Selain PAS, golongan yang sangat kritis terhadap kepemimpinan Mahathir adalah Darul Arqam (beranggotakan sekitar 10.000 orang), ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia, beranggotakan lebih dari 20.000), dan JIM (Jamaah Islamiah Malaysia, jumlah anggotanya tak jelas). JIM, organisasi yang sangat berpengaruh di lingkungan intelektual, dan sebagian anggotanya menduduki pos penting di pemerintahan. Kritik santer dari kelompok Islam pada Mahathir, yang dikatakan tak rela bila Kelantan menjalankan hukum Islam, menjadikan kelompok nonmuslim cemas. Yang dicemaskan terutama bukan kritik itu, karena kelompok nonmuslim percaya bahwa Mahathir bisa menghadapinya. Yang dicemaskan, bila Mahathir turun dan penggantinya nanti ''interpretasinya tentang Islam kurang luas,'' kata seorang nonmuslim di Kuala Lumpur seperti dikutip Far Eastern Economic Review Oktober lalu, bisa saja semangat Kelantan mendapatkan pengesahan. Dan setelah itu, bukan mustahil kelompok Islam di negara-negara bagian yang lain menyusul memperjuangkan hukum Islam. Dicemaskan, bila ini terjadi, akan timbul keresahan karena kelompok nonmuslim di luar Kelantan cukup besar juga jumlahnya. Mungkin, mengantisipasi keadaan yang bisa saja terjadi itu, Mahathir memberi jalan pada Anwar Ibrahim ke arah puncak kekuasaan. Rabu pekan lalu, Anwar dilantik sebagai deputi perdana menteri. Banyak yang menilai, inilah jawaban Mahathir untuk mengatasi kemungkinkan munculnya konflik Islam dan non- Islam. Latar belakang Anwar Ibrahim sebagai bekas ketua ABIM, dan sebelum ia masuk UMNO, tahun 1982, dikenal sebagai pemeluk Islam yang keras, diharapkan banyak kalangan Anwar bisa mempengaruhi kelompok Islam militan. Suksesnya sebagai menteri ekonomi, yang mendorong kegiatan bisnis berdasarkan Islam sambil tetap memberi kesempatan tumbuh pada kegiatan swasta milik golongan nonmuslim, memberi kepercayaan pada kelompok non-Islam bahwa ia akan tetap mempertahankan Malaysia sebagai negara untuk agama apa pun. Anwar sendiri pernah mengatakan, Islam yang sebenarnya adalah agama yang toleran terhadap kelompok lain, dan kalau ada suara mengingkari kenyataan itu harus ditolak. Singkat kata, Anwar adalah orang yang bisa diterima kelompok mana pun. Tapi memang masih diperlukan waktu untuk membuktikan bahwa Anwar bakal mampu memikul sejumlah harapan yang dipikulkan ke pundaknya. Yang jelas, Darul Arqam boleh jadi akan mengkritik Anwar bila kebijakan Anwar tak menguntungkan kelompok Islam militan. Tapi, kata Rushdi Yusuf, M.A., dosen Jurusan Studi Islam Universitas Sains Malaysia dan bekas aktivis Darul Arqam, sikap Darul Arqam tersebut lebih karena kelompok ini mengalami kebimbangan untuk mendukung atau mengecam Anwar. Nanti, kalau ternyata Anwar berhasil melakukan sesuatu yang baik bagi Islam, mungkin Darul Arqam pun akan mendukung kebijakan-kebijakannya. Apalagi, bila itu terjadi, tak ada lagi yang bisa diandalkan Arqam untuk memperoleh dukungan masyarakat Islam dengan cara mengekspos kebijakan pemerintah yang merugikan Islam, sebagaimana selama ini dilakukan. Hanya PAS, mungkin, tetap sulit berkompromi. Haji Nik Aziz sudah memastikan, selama konstitusi UMNO tak berubah tak mungkin ia mau bekerja sama dengan UMNO. ''Kalau UMNO ambil Islam sebagai dasar perjuangannya, kami siap bubar dan bergabung dengan UMNO,'' katanya. Masalahnya, seberapa kuat PAS. Kalau partai ini berhasil menarik dukungan Jamaah Islam Malaysia atau Angkatan Belia Islam Malaysia, situasi bisa lain. Bisa saja UMNO lalu terancam retak, dan tentu akan mencemaskan kelompok moderat: gagasan Kelantan akan menjalar ke mana-mana.MC (Jakarta), Ekram H. Attamimi & Ahmad Latif (Malaysia)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini