Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar wilayah barat Yaman termasuk ibu kota, siap untuk melakukan serangan terhadap Israel jika negara itu melanjutkan serangannya ke Gaza dan tidak berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata, pemimpin kelompok tersebut, Abdulmalik al-Houthi, mengatakan pada Selasa, 11 Februari 2025, Reuters melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Houthi telah menyerang kapal-kapal Israel dan kapal-kapal lain di Laut Merah, mengganggu jalur pelayaran global, dalam apa yang mereka katakan sebagai aksi solidaritas dengan warga Palestina di Gaza selama perang Israel dengan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tangan kami berada di pelatuk dan kami siap untuk segera melakukan eskalasi terhadap musuh Israel jika mereka kembali melakukan eskalasi di Jalur Gaza," kata al-Houthi dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza tampak rapuh setelah Hamas mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera Israel atas apa yang disebut oleh kelompok militan Palestina itu sebagai pelanggaran Israel terhadap kesepakatan tersebut.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menginstruksikan militer untuk berada dalam tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.
Houthi, bagian dari aliansi regional anti-Israel dan anti-Barat Iran yang dikenal sebagai Poros Perlawanan, juga telah meluncurkan rudal dan pesawat tak berawak ke arah Israel, ratusan kilometer ke arah utara.
Bukan hanya kelompok Houthi yang mengancam Israel. Para ahli Irak memperingatkan bahwa jika kesepakatan gencatan senjata Gaza yang rapuh runtuh, milisi-milisi yang didukung Iran di Irak dapat melanjutkan serangan terhadap target-target AS dan Israel di wilayah tersebut, yang mengarah pada eskalasi yang signifikan.
Peringatan ini muncul setelah ultimatum terbaru Presiden AS Donald Trump, di mana ia mengancam bahwa "semua neraka" akan pecah jika tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas tidak dibebaskan pada Sabtu.
Faksi-faksi bersenjata yang didukung Iran di Irak telah mengumumkan penghentian serangan terhadap target-target Israel di wilayah Palestina sebelum tahun 1948 setelah gencatan senjata Hamas-Israel yang diluncurkan pada 19 Januari. Namun, para ahli Irak mengatakan kepada The New Arab bahwa milisi-milisi ini siap untuk melanjutkan serangan jika Israel mencabut gencatan senjata.
Pada Senin, Trump mengeluarkan tenggat waktu Sabtu siang untuk pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza, dan memperingatkan bahwa jika hal ini tidak terjadi, dia akan mendukung pembatalan gencatan senjata Hamas-Israel.