Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah sama-sama meratifikasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA). Berlakunya kesepakatan ini tahun depan dipercaya bisa memberikan keuntungan bagi kedua negara, khususnya di industri otomotif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti senior Pusat Studi dan Kerja Sama Perdagangan Korea International Trade Association (KITA), Kyounghwa Kim, mengatakan IK-CEPA bakal mendorong industri otomotif di kedua negara. Pasalnya Indonesia akan menghapuskan 5 persen tarif untuk produk otomotif Korea Selatan yang hal ini tak berlaku bagi negara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami di Korea sekarang dapat memperluas pasar di Indonesia segera,” kata Kim dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang digelar oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation, di Jakarta, Senin, 19 September 2022.
Beberapa produk yang bakal diuntungkan dari penghapusan tarif ini antara lain komponen pembuatan panel pintu mobil atau door trim, sabuk pengaman, kopling, dan gearbox mobil.
Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan pemerintah berencana menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan bisnis otomotif bagi Korea Selatan begitu IK-CEPA berjalan. Menurut dia, Korea Selatan sudah menjadi pemain besar di bidang otomotif dan elektronik, tapi jangkauan pasar mereka masih terbatas.
“Pasar Korea terbatas, mereka butuh pasar global. Jika Korea berinvestasi dan menjadikan Indonesia sebagai hub, maka (produk) dapat dipasarkan ke seluruh dunia,” kata Marthini dalam forum yang sama.
Di sisi lain, Indonesia akan mendapatkan keuntungan jika Korea Selatan mau berinvestasi dan memproduksi produk otomotif dan elektronik mereka di sini. Pasalnya Indonesia memiliki sumber daya melimpah yang dibutuhkan dalam proses pembuatan produk otomotif.
“Ini adalah win-win. Korea membutuhkan kita. Indonesia membutuhkan Korea dalam hal investasi, tenaga kerja, nilai tambah dan manfaat ekonomi, dan ekspor,” ucap dia.
Selain itu, kata Marthini, Indonesia bisa menguasai rantai pasok global di bidang industri elektronik dan otomotif jika memanfaatkan betul IK-CEPA. Pasalnya dalam pembuatan satu unit mobil banyak komponen yang harus didatangkan dari banyak negara.
Menurut Marthini, dalam perjanjian IK-CEPA jauh lebih baik ketimbang perjanjian ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA). Alasannya dalam IK-CEPA Korea Selatan akan menghapus hingga 95,54 persen tarif produk-produk Indonesia, sementara Indonesia mengeliminasi 92,06 persen pos tarif produk Korea Selatan. Hal ini lebih tinggi dibandingkan AKFTA yang sebesar 87 persen.
Dimulai dari Hyundai
Salah satu perusahaan otomotif Korea Selatan, Hyundai Motor Group, telah mengumumkan komitmen menjadikan Indonesia sebagai hub inovasi untuk mengembangkan dan mengeksekusi produk masa depan mereka, salah satunya kendaraan listrik. Komitmen ini disampaikan langsung oleh produsen otomotif asal Korea Selatan tersebut di hadapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Cikarang (lokasi pabrik Hyundai) tidak hanya mencerminkan masa depan Hyundai, tapi juga akan menjadikan Indonesia sebagai hub global untuk solusi mobilitas di masa depan yang terintegrasi dengan ekosistem kendaraan listrik di dunia," kata Euisun Chung, Chairman Hyundai Motor Group, pada Rabu, 16 Maret 2022 lalu.
Komitmen ini disampaikan dalam acara peresmian pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Jokowi langsung meresmikan pabrik ini.
Di saat yang bersamaan, Jokowi juga ikut meresmikan peluncuran mobil listrik Hyundai IONIQ 5. "Mobil ini menjadi mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia," kata dia Jokowi.
Jokowi berharap peluncuran mobil tersebut menjadi tonggak sejarah penting dalam pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Ia juga berharap peluncuran Hyundai IONIQ 5 ini juga memacu pengembangan mobil listrik yang makin canggih dan diminati di Indonesia.
Berharap Berkah Transfer Teknologi
Pemerintah Indonesia berharap ada transfer teknologi dari perusahaan-perusahaan otomotif Korea Selatan yang mau berinvestasi di Indonesia seiring berlakunya IK-CEPA tahun depan. Ni Made Ayu Marthini hakulyakin keunggulan Korea Selatan di industri mobil listrik saat ini bisa menular ke Indonesia.
Ia mencontohkan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang berlaku pada 2008 memberi dampak besar terhadap industri otomotif dalam negeri. Kini ia mengklaim industri otomotif Indonesia salah satu yang paling kompetitif dengan nilai ekspornya yang sudah menembus US$ 4 miliar.
Lewat IK-CEPA, kata Marthini, suatu hari Indonesia bisa seperti Korea yang unggul di industri mobil listrik. “Kita tidak bisa instan, ada prosesnya. Tapi saya percaya dan ini bukan mitos. Lewat perdagangan, investasi, di sana ada transfer teknologi,” kata dia.