Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ilmuwan Rusia Pencipta Bom Termonuklir Tewas, Bunuh Diri?

ilmuwan Rusia yang menciptakan bom hidrogen atau bom termonuklir pertama di era Soviet tewas. Ia diduga bunuh diri.

22 Juni 2023 | 15.42 WIB

Rudal balistik antarbenua Yars Rusia yang diluncurkan selama latihan yang diadakan oleh pasukan nuklir strategis negara itu di Plesetsk Cosmodrome, Rusia, pada 26 Oktober 2022. Pejabat Rusia dalam beberapa pekan terakhir berulang kali menuduh Ukraina berencana menggunakan "bom kotor" sebuah bom yang dicampur dengan bahan radioaktif. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Perbesar
Rudal balistik antarbenua Yars Rusia yang diluncurkan selama latihan yang diadakan oleh pasukan nuklir strategis negara itu di Plesetsk Cosmodrome, Rusia, pada 26 Oktober 2022. Pejabat Rusia dalam beberapa pekan terakhir berulang kali menuduh Ukraina berencana menggunakan "bom kotor" sebuah bom yang dicampur dengan bahan radioaktif. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fisikawan nuklir Rusia Grigory Klinishov, ditemukan tewas di Moskow. Menurut laporan kantor berita Rusia, TASS, Klinishov yang merupakan salah satu pencipta bom termonuklir dua tahap pertama Uni Soviet, diduga bunuh diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klinishov, yang berusia awal 90-an, dilaporkan meninggal pada 17 Juni 2023. Sebuah catatan bunuh diri ditemukan di samping tubuhnya di sebuah apartemen di pusat kota Moskow, menurut laporan kantor berita Rusia TASS pada Rabu, 21 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut media pemerintah berbahasa Rusia, kematian Klinishov kini diselidiki. Ilmuwan yang lahir pada 1930 itu adalah salah satu pencipta RDS-37 Rusia, bom termonuklir yang pertama kali diuji pada tahun 1955, menurut laporan kantor berita RIA Novosti.

Bom termonuklir atau hom hidrogen RDS-37 begitu kuat ketika dijatuhkan oleh pembom Rusia di lokasi pengujian sehingga gelombang kejut memecahkan jendela dalam radius 240 km (149 mil) dari pusat ledakan, menurut outlet berita Mediazona berbahasa Rusia. Korban juga dilaporkan karena uji ledakan yang menyebabkan bangunan runtuh, termasuk seorang anak kecil yang meninggal di kota kecil yang jauhnya sekitar 75 kilometer dari pusat ledakan.

Klinishov juga membantu mengembangkan beberapa jenis bom termonuklir generasi terbaru, yang juga dikenal sebagai bom hidrogen atau bom H, menurut laporan media berbahasa Rusia.

Berita kematian Klinishov datang saat Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali rencananya pada Rabu untuk memperkuat kekuatan nuklir negaranya, menurut laporan kantor berita Interfax. Putin mengatakan bahwa rudal balistik antarbenua Sarmat generasi baru Rusia, akan segera dikerahkan untuk tugas tempur. Rudal ini diberi nama kode Setan oleh sekutu NATO yang mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir.

Menurut Interfax, Putin menekankan pula pentingnya tiga serangkai kekuatan nuklir Rusia yang dapat diluncurkan dari darat, laut atau udara. “Tugas terpenting di sini adalah pengembangan triad nuklir, yang merupakan jaminan utama keamanan militer Rusia dan stabilitas global,” kata Putin dalam pidatonya kepada lulusan baru akademi militer. Peluncur Sarmat pertama akan ditempatkan dalam tugas tempur dalam waktu dekat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus