Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Imam Gay Pertama di Dunia Tewas Ditembak di Afrika Selatan

Imam gay pertama di dunia tewas ditembak saat sedang berada di dalam mobil di Afrika Selatan.

16 Februari 2025 | 18.33 WIB

Ilustrasi penembakan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi penembakan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang imam gay pertama di dunia, Muhsin Hendricks, ditembak mati pada Sabtu, 15 Februari 2025 di dekat kota selatan Gqeberha, Afrika Selatan. Dilansir dari Arab News, imam tersebut mengelola sebuah masjid yang dimaksudkan sebagai tempat berlindung yang aman bagi kaum gay dan Muslim terpinggirkan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saat kejadian, ia sedang berada di dalam mobil bersama orang lain ketika sebuah kendaraan berhenti di depan mereka dan menghalangi jalan keluar, kata polisi. "Dua tersangka tak dikenal dengan wajah tertutup keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke kendaraan itu," kata kepolisian Eastern Cape dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Setelah itu mereka meninggalkan tempat kejadian perkara. Pengemudi melihat bahwa Hendricks, yang duduk di belakang kendaraan, tertembak dan tewas," kata polisi.

Seorang juru bicara kepolisian mengonfirmasi keaslian video di media sosial yang memperlihatkan pembunuhan di Bethelsdorp dekat Gqeberha, sebelumnya dikenal sebagai Port Elizabeth. "Motif pembunuhan tersebut belum diketahui dan merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung," kata polisi, seraya menghimbau siapa pun yang memiliki informasi untuk memberikan keterangan.

Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks Internasional mengecam pembunuhan tersebut. "Keluarga ILGA World sangat terkejut mendengar berita pembunuhan Muhsin Hendricks, dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan kebencian," kata direktur eksekutif Julia Ehrt dalam sebuah pernyataan.

Hendricks, yang terlibat dalam berbagai kelompok advokasi LGBTQ, menyatakan diri sebagai seorang gay pada 1996. Ia mengelola masjid Al-Ghurbaah di Wynberg dekat tempat kelahirannya, Cape Town.

Masjid tersebut menyediakan ruang aman di mana kaum Muslim queer dan perempuan terpinggirkan dapat menjalankan Islam, demikian pernyataan situs webnya.

Hendricks, yang menjadi subjek film dokumenter tahun 2022 berjudul "The Radical", sebelumnya menyinggung ancaman terhadap dirinya. Namun, ia berkeras bahwa kebutuhan untuk menjadi autentik lebih besar daripada rasa takut untuk mati.

Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, dengan sekitar 28.000 pembunuhan dalam setahun hingga Februari 2024, menurut data kepolisian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus