Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Inggris Tangguhkan Lab Pengujian Covid-19 karena Salah Berikan Hasil Tes PCR

Sebuah laboratorium pengujian Covid-19 di Inggris ditangguhkan karena diduga salah memberikan hasil tes PCR negatif kepada orang-orang yang terinfeksi

15 Oktober 2021 | 23.35 WIB

Petugas kesehatan dan sukarelawan menangani sampel uji Lateral Flow Devices (LFD) dan mencatat hasil saat siswa mengikuti tes penyakit virus corona (COVID-19) di London, 5 Maret 2021. [REUTERS/Toby Melville/File Photo]
Perbesar
Petugas kesehatan dan sukarelawan menangani sampel uji Lateral Flow Devices (LFD) dan mencatat hasil saat siswa mengikuti tes penyakit virus corona (COVID-19) di London, 5 Maret 2021. [REUTERS/Toby Melville/File Photo]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laboratorium pengujian Covid-19 di Inggris ditangguhkan karena diduga salah memberikan hasil tes PCR negatif kepada orang-orang yang terinfeksi, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pada Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

NHS Test and Trace meluncurkan penyelidikan terhadap laboratorium di Wolverhampton setelah ada laporan orang-orang mendapatkan hasil tes PCR negatif setelah dites positif dengan Lateral Flow Devices (LFD), menurut laporan Reuters, 15 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saran medis pemerintah mengatakan tes PCR lebih akurat daripada LFD, dan orang tidak diwajibkan mengisolasi diri jika hasil LFD positif diikuti dengan hasil tes PCR negatif.

UKHSA mengatakan sekitar 43.000 orang mungkin telah diberikan hasil tes PCR negatif yang salah, terutama di Inggris barat daya, sehingga mengecilkan jumlah orang yang terpapar virus corona antara 8 September hingga 12 Oktober.

"Kami segera menangguhkan pengujian di laboratorium ini sementara kami melanjutkan penyelidikan," kata Dr. Will Welfare, Direktur Insiden Kesehatan Masyarakat di UKHSA.

"Tidak ada bukti kesalahan pada alat tes LFD atau PCR itu sendiri dan masyarakat harus tetap percaya diri dalam menggunakannya dan dalam layanan laboratorium lain yang saat ini disediakan," katanya.

Klinik Kesehatan Immensa, perusahaan swasta yang menjalankan lab, didirikan pada Mei 2020 dan telah mendapatkan kontrak senilai 170 juta poundsterling (Rp3,2 triliun) untuk memproses hasil tes PCR.

Kepala eksekutifnya, Andrea Riposati, mengatakan perusahaan itu kooperatif dengan penyelidikan UKHSA, dan tidak ingin masalah ini mengganggu upaya Inggris memerangi pandemi.

Riposati juga menjalankan Dante Labs, yang sedang diselidiki oleh Competition and Markets Authority (CMA) atas tuduhan gagal memberikan hasil tes PCR tepat waktu.

Perdana Menteri Boris Johnson telah menghadapi kritik, dengan banyak yang mengatakan NHS Test and Trace tidak lebih baik seperti yang dia janjikan.

"Jika ditemukan bahwa hasil 40.000 kanker atau tes HIV mungkin salah, akan ada kegemparan dan kepala pusing," kata anggota parlemen oposisi Partai Buruh Rosena Allin-Khan.

"Tidak dengan Test and Trace. Puluhan miliar poundsterling dikucurkan ke banyak perusahaan swasta yang telah meraup untung sebelum pandemi," katanya.

UKHSA mengatakan itu adalah insiden yang terisolasi di satu laboratorium, dengan sampel sekarang dialihkan ke laboratorium lain, dan ketersediaan pengujian secara keseluruhan tidak terpengaruh.

Tetapi beberapa ilmuwan memperingatkan bahwa hasil tes PCR negatif palsu dapat berkontribusi pada penyebaran kasus Covid-19.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus