Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Inggris Tawarkan Pasukan Perdamaian di Ukraina Menjelang Perundingan Paris

Inggris mengumumkan siap menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina

18 Februari 2025 | 05.00 WIB

Ilustrasi Rusia - Ukraina. REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi Rusia - Ukraina. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menjadi pemimpin Eropa pertama yang mengumumkan siap menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina. Dia membuat komitmen tersebut menjelang pertemuan darurat para pemimpin di Paris untuk membahas peran Eropa dalam gencatan senjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Reuters, komentar Starmer menyoroti kesadaran yang berkembang di antara negara-negara Eropa, bahwa mereka kemungkinan harus memainkan peran yang lebih besar dalam memastikan keamanan Ukraina, karena Washington bekerja sendiri dengan Rusia untuk mengakhiri konflik selama tiga tahun tersebut. Swedia akan mempertimbangkan untuk berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian pascaperang di Ukraina. Pada Senin, 17 Februari 2025, Perdana Menteri Ulf Kristersson mengatakan bahwa negosiasi perlu dilanjutkan sebelum keputusan tersebut diambil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan Ukraina dan sekutu Eropa minggu lalu ketika mengumumkan dia telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tanpa berkonsultasi dengan sekutu Eropa, untuk membahas cara mengakhiri perang. Upaya tersebut akan dilanjutkan dengan perundingan minggu ini di Arab Saudi antara pejabat AS dan Rusia.

Utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengatakan pada Sabtu lalu Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan perdamaian apa pun. Washington mengirimkan kuesioner ke ibu kota negara-negara Eropa untuk menanyakan kontribusi apa yang dapat mereka berikan untuk jaminan keamanan bagi Kyiv.

Pada pertemuan puncak pada Senin, 17 Februari 2025 di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menjamu para pemimpin dari Jerman, Italia, Inggris, Polandia, Spanyol, Belanda, dan Denmark, yang akan mewakili negara-negara Baltik dan Skandinavia, bersama dengan para pemimpin Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte. Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan bahwa diskusi tersebut akan membahas "jaminan keamanan yang dapat diberikan oleh orang Eropa dan Amerika, bersama-sama atau terpisah," dengan pasukan penjaga perdamaian hanya menjadi salah satu elemen dari jaminan keamanan tersebut.

Starmer, yang diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington untuk bertemu Trump minggu depan, mengatakan pada Minggu, 16 Februari 2026, Eropa menghadapi "momen yang jarang terjadi" untuk keamanan kolektif benua tersebut, dan harus bekerja sama erat dengan Amerika Serikat.

Starmer mengatakan Inggris siap memainkan peran utama dalam memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, termasuk siap mengerahkan pasukan mereka sendiri jika perlu.

"Akhir perang ini, jika sudah tiba, tidak bisa hanya menjadi jeda sementara sebelum Putin menyerang lagi," katanya di surat kabar Daily Telegraph.

Pertemuan Eropa di Paris berlangsung setelah puluhan pertemuan serupa menunjukkan 27 negara anggota Uni Eropa tidak mampu menghasilkan rencana yang kohesif untuk mengakhiri perang Ukraina. Inggris bukan anggota UE tetapi telah menjadi pendukung utama Ukraina.

Eropa Perlu 'Berbuat Lebih Banyak, Lebih Baik'

Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada Reuters pada minggu lalu sejauh ini hanya Inggris dan Prancis yang mengisyaratkan kesediaan untuk mengirim pasukan pada suatu saat. Namun, hal itu bisa saja berubah.

Kristersson dari Swedia mengatakan pada Senin pekan ini bahwa "sangat mungkin" untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian.

"Perlu ada mandat yang sangat jelas bagi pasukan-pasukan tersebut dan saya rasa kita tidak dapat melihatnya sampai kita melangkah lebih jauh dalam negosiasi-negosiasi tersebut," ujarnya di sela-sela latihan militer di Stockholm.

Pasukan penjaga perdamaian akan meningkatkan risiko konfrontasi langsung dengan Rusia dan akan membebani militer Eropa, yang persediaan persenjataannya telah habis untuk memasok Ukraina, dan yang terbiasa sangat bergantung pada dukungan AS untuk misi-misi besar.

Pejabat kepresidenan Prancis mengatakan Eropa perlu "berbuat lebih banyak, lebih baik, dan dengan cara yang koheren untuk keamanan kolektif kita." Namun, beberapa negara tidak senang dengan pertemuan Paris bukanlah pertemuan puncak UE yang lengkap, kata pejabat UE. Pejabat kepresidenan Prancis mengatakan pertemuan itu akan memfasilitasi diskusi-diskusi mendatang di Brussels dan di NATO.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus