Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menegaskan bahwa kelompok Islam Palestina itu tidak mengajukan perubahan dalam proposal gencatan senjata dengan Israel. Berbicara kepada TV pan-Arab Al-Araby, ia menegaskan kembali pendirian Hamas bahwa Israel yang menolak proposal tersebut dan menuduh pemerintah AS mengikuti sekutu dekatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamas juga menginginkan jaminan tertulis dari Amerika Serikat mengenai rencana gencatan senjata, kata dua sumber keamanan Mesir dilansir dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Rabu malam, Hamas mengeluarkan pernyataan bahwa mereka setuju dengan proposal gencatan senjata di Gaza. Hamas mendesak Amerika Serikat untuk menekan Israel agar menerima perjanjian yang mengarah pada gencatan senjata permanen di Gaza serta penarikan penuh dari wilayah tersebut, rekonstruksi dan pembebasan tahanan Palestina.
Kelompok Islam Palestina itu mengatakan bahwa meskipun para pejabat AS mengatakan Israel telah menerima proposal gencatan senjata yang diusulkan oleh Biden, belum ada satu pernyataan resmi pun dari Israel.
Usulan Biden mencakup gencatan senjata dan pembebasan bertahap sandera Israel di Gaza dengan imbalan warga Palestina yang dipenjara di Israel. Pada akhirnya, gencatan senjata ini akan mengarah pada berakhirnya perang secara permanen.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu, 12 Juni 2024, bahwa Hamas telah mengusulkan banyak perubahan dalam proposal gencatan senjata dengan Israel. Di antara perubahan itu ada yang tidak bisa dilaksanakan.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan banyak dari usulan perubahan yang diajukan Hamas bersifat kecil dan bukannya tidak terduga. Perubahan lainnya jauh berbeda dari apa yang diuraikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB pada hari Senin yang mendukung rencana yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden. “Tujuan kami adalah menyelesaikan proses ini. Pandangan kami adalah waktu untuk tawar-menawar sudah berakhir,” kata Sullivan kepada wartawan.
Pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Qatar di Doha, Blinken mengatakan Hamas berupaya mengubah persyaratan yang telah diterima dalam pembicaraan sebelumnya. “Hamas menunggu hampir dua minggu dan kemudian mengusulkan lebih banyak perubahan, yang beberapa di antaranya melampaui posisi yang telah diambil dan diterima sebelumnya.”
Dalam pernyataannya pada Rabu malam, Hamas mengatakan pihaknya telah menyatakan siap untuk bekerja sama, sementara Israel tidak melakukannya. "Sikap Blinken adalah kelanjutan dari kebijakan Amerika yang terlibat dalam genosida brutal terhadap rakyat Palestina,” ujarnya. Hamas mengatakan AS memberikan perlindungan politik dan militer bagi Israel untuk terus melancarkan serangannya ke Gaza.
AS mengatakan Israel telah menerima usulannya, namun Israel belum menyatakannya secara terbuka. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan Israel tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri perang di Gaza sebelum Hamas dilenyapkan.
REUTERS
Pilihan editor: 15 Perusahaan Indonesia Berpartisipasi di Pameran Bisnis Africa's Big 7 di Afrika Selatan