Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Inggris menilai pernyataan Iran bahwa penusukan terhadap Salman Rushdie akibat tindakan penulis novel Ayat-Ayat Setan itu, sebagai "menggelikan".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jelas menggelikan untuk menyatakan bahwa Salman Rushdie dengan cara apa pun bertanggung jawab atas serangan menjijikkan ini terhadapnya," kata juru bicara juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Senin, 15 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Kemenlu Iran menyayankan bahwa penulis kelahiran India itu yang harus disalahkan.
"Ini bukan hanya serangan terhadapnya, itu adalah serangan terhadap hak untuk kebebasan berbicara dan berekspresi dan pemerintah Inggris mendukung dia dan keluarganya, kita sama-sama membela kebebasan berbicara di seluruh dunia," kata juru bicara itu.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, kebebasan berbicara tak bisa membenarkan penghinaan Salman Rushdie terhadap agama Islam dalam tulisannya.
"Salman Rushdie mengekspos dirinya pada kemarahan rakyat dengan menghina kesucian Islam dan melintasi garis merah 1,5 miliar Muslim," kata Kanaani.
"Selama serangan terhadap Salman Rushdie, kami tidak menganggap siapa pun selain dirinya dan pendukungnya layak untuk dicela dan dikutuk. Tidak ada yang berhak menuduh Iran dalam hal ini."
Salman Rushdie, yang menerbitkan buku The Satanic Verses pada 1988 dan langsung mendapat kecaman dari masyarakat Islam, ditusuk oleh Hadi Matar ketika akan memberi kuliah umum di New York, Jumat, 12 Agustus 2022. Ia menderita luka parah, tapi kondisinya terus membaik.
Reuters