Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Intelijen Iran menyatakan polisi telah menangkap 26 warga negara asing atas dugaan terlibat dalam serangan mematikan di tempat ziarah kaum Syiah, Shah Cheragh, di Shiraz. Sedikitnya 13 orang tewas pada 26 Oktober lalu dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kementerian Intelijen telah mengidentifikasi dan menangkap semua agen yang terlibat dalam operasi teroris di Shiraz," demikian isi pernyataan yang dipublikasikan di situs kementerian yang dikutip Al Arabiya, Senin, 7 November 2022.
Menurut pernyataan itu, 26 “teroris takfiri” tersebut berasal dari Azerbaijan, Tajikistan, dan Afghanistan. Mereka ditangkap di provinsi Fars, Teheran, Alborz, Kerman, Qom, dan Razavi Khorasan, serta di sepanjang perbatasan timur Iran.
Istilah takfiri di Iran mengacu pada kelompok ekstremis Sunni radikal.
Penembakan di Shah Cheragh—yang dianggap sebagai situs Syiah paling suci di Iran selatan—terjadi pada hari yang sama ketika ribuan orang di seluruh Iran memberikan memperingati 40 hari kematian Mahsa Amini.
Amini, 22, meninggal pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya oleh polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian islami untuk perempuan Iran.
Salah seorang pelaku serangan di Shiraz, yang diidentifikasi oleh kementerian intelijen sebagai Sobhan Komrouni, meninggal karena luka yang dideritanya saat dia ditangkap. Kementerian menyatakan dia adalah warga negara Tajikistan yang dikenal sebagai Abu Aisha.
Kementerian menambahkan koordinator utama serangan di Iran, seorang warga negara Azerbaijan, juga ditangkap setelah memasuki Iran melalui bandara internasional Teheran dari Baku. Dia telah melakukan kontak dengan jaringan ISIS di luar negeri setelah tiba di Teheran.
Pada 31 Oktober lalu, kementerian mengumumkan beberapa orang lainnya telah ditangkap, termasuk elemen pendukung operasional yang pada Senin, 7 November 2022, diidentifikasi sebagai Mohammed Ramez Rashidi, seorang warga negara Afghanistan.
Pernyataan bulan lalu oleh Presiden Ebrahim Raisi tampaknya menghubungkan serangan Shiraz, salah satu yang paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun, dengan protes dan kerusuhan setelah kematian Mahsa Amini. Dia bersumpah akan membalas dengan keras atas serangan itu.
AL ARABIYA