Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Iran Turunkan Usia Minimum untuk Operasi Plastik

Anak perempuan Iran diperbolehkan menjalani operasi plastik pada usia 14 tahun dan anak laki-laki pada usia 16 tahun

6 Januari 2025 | 14.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dokter bedah plastik, Ali Manafi (kanan) mengoperasi hidung seorang wanita di sebuah rumah sakit di Teheran, Iran, 19 Agustus 2015. Surat kabar the Guardian melaporkan, lebih dari 200 ribu wanita Iran menjalani operasi hidung setiap tahunnya. REUTERS/Raheb Homavandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Iran telah menurunkan usia minimum untuk melakukan operasi plastik menjadi 14 tahun untuk anak perempuan dan 16 tahun untuk anak laki-laki, menurut pengumuman resmi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dari sudut pandang ilmiah, usia-usia tersebut sekarang dianggap cocok. Anak perempuan dapat menjalani operasi mulai usia 14 tahun, sedangkan anak laki-laki dapat menjalani operasi sejak usia 16 tahun,” Ibrahim Rezmpa, anggota dewan Asosiasi Rhinologi Iran, mengatakan kepada Kantor Berita Mahasiswa Iran seperti dikutip Anadolu pada Senin 6 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan usia minimum sebelumnya adalah 18 tahun, seraya menambahkan bahwa faktor-faktor seperti pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikologis, serta kematangan emosional juga penting dalam menentukan kelayakan seseorang untuk menjalani operasi.

Rezmpa menyoroti meningkatnya permintaan prosedur kosmetik di negara tersebut tetapi tidak memberikan angka spesifik mengenai jumlah operasi yang dilakukan.

Para ahli berpendapat bahwa peningkatan operasi kosmetik di Iran didorong oleh tekanan teman sebaya, pengaruh media, dan norma budaya yang berlaku.

Iran telah lama dikenal sebagai pusat bedah kosmetik, dengan puluhan ribu orang menjalani operasi setiap tahunnya demi mencapai kesempurnaan. Namun peningkatan tajam jumlah pasien dalam beberapa tahun terakhir telah membuat khawatir para dokter senior yang khawatir akan dampaknya terhadap kesehatan pasien, dan bahkan identitas warga Iran.

“Wajah asli Iran terdistorsi melalui prosedur invasif,” kata Babak Nikoumaram, ketua Masyarakat Ahli Bedah Plastik dan Estetika Iran (Ispas). “Standar kecantikan Barat yang tidak sesuai dipaksakan pada masyarakat Iran.”

Iran menduduki peringkat ke-12 secara global dalam hal jumlah prosedur bedah kosmetik yang dilakukan pada 2022 – angka terbaru yang ada – menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery (Isaps), turun dari peringkat ke-18 pada 2016.

Operasi hidung tetap menjadi prosedur yang paling populer, diikuti dengan sedot lemak, operasi kelopak mata, abdominoplasti, dan pembesaran payudara. Secara total, sekitar 320.000 prosedur kosmetik, baik bedah maupun non-bedah, dilakukan di negara ini pada 2022, dibandingkan dengan 151.000 pada 2016, kata Isaps.

Namun angka tersebut hanyalah “puncak gunung es”, karena hanya sedikit ahli bedah Iran yang memberikan data kepada Isaps, kata Nikoumaram.

Dokter juga tidak diwajibkan untuk membuat catatan ke otoritas kesehatan Iran. Jumlah prosedur sebenarnya jauh lebih tinggi dan kemungkinan besar akan menempatkan negara ini di peringkat lima besar dunia, katanya.

Ratusan ribu warga Iran mengikuti blogger kecantikan negaranya dan ada sekitar 6.000 akun di Instagram dan platform lain yang mempromosikan layanan bedah kosmetik Iran, menurut Ispas.

“Ini adalah norma sosial baru, dan orang-orang merasa tertekan untuk menyesuaikan diri,” kata pelatih pribadi asal Iran, Maryam, 34 tahun, yang telah menjalani beberapa prosedur kosmetik termasuk operasi hidung dan pembentukan garis rahang.

“Pandangan dominan dalam masyarakat kita adalah bahwa perempuan cantik didekati dengan lamaran pernikahan yang lebih baik dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.” 

Dalam operasi kosmetik di Iran didorong oleh tekanan teman sebaya, pengaruh media, dan norma budaya yang berlaku.

Sebagai tanda bahwa berbagai prosedur kosmetik telah menjadi hal yang umum di Iran, Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi akhir tahun lalu mengatakan bahwa orang-orang yang mengubah penampilan mereka secara radikal dengan cara ini perlu mengajukan dokumen identitas baru.

Menurut data industri, perempuan, yang menyumbang 80 persen permintaan operasi plastik di Iran, menyebutkan berbagai alasan, mulai dari persepsi bahwa orang yang dianggap lebih cantik akan mendapatkan keuntungan hingga kebangkitan media sosial.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus