Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Israel dan Hamas gagal mencapai kesepakatan dalam perundingan gencatan senjata Jalur Gaza yang berlangsung di Kairo pada Ahad, 25 Agustus 2024. Kedua belah pihak tidak menyetujui beberapa kompromi yang diajukan oleh para mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, kata dua orang sumber keamanan Mesir kepada kantor berita Reuters.
Meski demikian, seorang pejabat senior Amerika Serikat menggambarkan perundingan tersebut sebagai “konstruktif”. Ia mengatakan bahwa perundingan tersebut dilakukan dengan semangat dari semua pihak untuk mencapai “kesepakatan yang final dan dapat dilaksanakan”.
“Proses tersebut akan terus berlanjut selama beberapa hari mendatang melalui kelompok kerja untuk lebih lanjut membahas masalah dan rincian yang tersisa,” kata pejabat tersebut, yang menolak disebut namanya, kepada Reuters. Ia menambahkan bahwa tim negosiasi akan tetap berada di Kairo.
Pembicaraan telah berlangsung selama berbulan-bulan, namun gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang mematikan di Gaza, atau membebaskan para warga Israel yang masih disandera Hamas.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 40.405 orang dan melukai 93.468 orang lainnya di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, dan berbagai infrastruktur telah hancur menjadi puing-puing.
Israel melancarkan kampanye militer itu setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 251 orang. Berbeda dengan Israel, AFP menghitung ada sekitar 1.197 korban jiwa dan Al Jazeera menetapkan jumlah 1.139 korban jiwa dalam serangan Hamas.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Halifax, Kanada, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington masih berusaha keras di Kairo untuk mencapai ketenangan di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon, dan pada akhirnya mewujudkan stabilitas regional.
“Dan tentu saja, kami pikir sebagian dari itu adalah jalan yang kredibel menuju solusi dua negara bagi rakyat Palestina juga,” katanya.
Poin-poin penting dalam perundingan saat ini mencakup keberadaan Israel di Koridor Philadelphi, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para mediator mengajukan sejumlah alternatif terhadap keberadaan pasukan Israel di Koridor Philadelphi dan Koridor Netzarim yang melintasi bagian tengah Jalur Gaza, namun tidak ada yang diterima oleh para pihak, kata sumber-sumber Mesir.
Israel juga menyatakan keberatan terhadap beberapa tahanan Palestina yang dituntut Hamas untuk dibebaskan, dan Israel menuntut mereka keluar dari Gaza jika dibebaskan, sumber-sumber tersebut menambahkan.
Hamas mengatakan Israel telah menarik kembali komitmen untuk menarik pasukan dari Koridor Philadelphi dan mengajukan persyaratan baru lainnya, termasuk penyaringan pengungsi Palestina saat mereka kembali ke wilayah utara yang lebih padat penduduk ketika gencatan senjata dimulai.
“Kami tidak akan menerima diskusi tentang penarikan kembali dari apa yang telah kami sepakati pada 2 Juli atau persyaratan baru,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada TV Al-Aqsa milik kelompok itu, Ahad.
Bulan lalu, kelompok tersebut menerima usulan Amerika Serikat untuk memulai pembicaraan tentang pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan laki-laki, kata seorang sumber senior Hamas kepada Reuters.
Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Ahad setelah pembicaraan selesai, kata pejabat senior Izzat El-Reshiq, seraya menambahkan bahwa kelompok itu telah menegaskan kembali tuntutannya bahwa setiap perjanjian harus menetapkan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Total Korban Tewas dalam Perang Gaza 40.405 Orang dan 93.468 Luka-luka
REUTERS