Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel dan Hamas Sepakati Pertukaran Tawanan Baru, Ratusan Tahanan Palestina Segera Dibebaskan

Pejabat Israel dan Hamas mengatakan mencapai kesepakatan untuk menukar jasad sandera Israel dengan pembebasan ratusan tahanan Palestina

26 Februari 2025 | 10.15 WIB

Upacara pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 22 Februari 2025. Reuters/Stringer
Perbesar
Upacara pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 22 Februari 2025. Reuters/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Israel dan Hamas mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk menukar jasad sandera Israel dengan pembebasan 602 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada pekan lalu. Seperti dilansir Arab News, kesepakatan terbaru ini menjaga gencatan senjata yang rapuh tetap utuh setidaknya hingga akhir pekan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Israel telah menunda pembebasan 602 tahanan Palestina sejak Sabtu lalu, dengan dalih untuk memprotes apa yang dikatakannya sebagai perlakuan kejam terhadap sandera selama pembebasan mereka oleh Hamas. Kelompok pejuang Palestina itu mengatakan penundaan pembebasan adalah "pelanggaran serius" terhadap gencatan senjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hamas menegaskan bahwa pembicaraan fase kedua gencatan senjata tidak mungkin terjadi hingga mereka dibebaskan. Kebuntuan ini telah mengancam gencatan senjata Hamas-Israel, ketika fase pertama kesepakatan enam minggu saat ini berakhir pada akhir pekan ini.

Namun Selasa malam, Hamas mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk menyelesaikan perselisihan selama kunjungan ke Kairo oleh delegasi yang dipimpin oleh Khalil Al-Hayya, seorang pejabat politik tinggi dalam kelompok itu.

Terobosan itu tampaknya membuka jalan bagi pengembalian jasad empat sandera Israel yang tewas dan ratusan tahanan tambahan Palestina yang dijadwalkan akan dibebaskan di bawah gencatan senjata.

“Para tahanan Palestina yang sebelumnya dijadwalkan untuk dibebaskan, akan dibebaskan bersamaan dengan jasad sandera Israel yang disepakati untuk diserahkan,"bersama dengan pembebasan sekumpulan tahanan Palestina baru,” demikian pernyataan Hamas.

Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengkonfirmasi kesepakatan untuk membawa pulang jasad-jasad itu dalam beberapa hari mendatang. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Namun, laporan media Israel mengatakan pertukaran itu dapat dilakukan segera pada Rabu 26 Februari 2025. Situs berita Ynet mengatakan jenazah sandera Israel akan diserahkan kepada pihak berwenang Mesir tanpa upacara publik.

Hamas telah membebaskan sandera, dan jasad empat sandera yang tewas, dalam upacara publik besar. Israel menuding para sandera diarak dan dipaksa untuk melambai ke kerumunan besar. Israel, bersama dengan Palang Merah dan pejabat PBB, mengatakan upacara itu mempermalukan para sandera, dan Israel akhir pekan lalu menunda pembebasan tahanan yang dijadwalkan sebagai protes.

Padahal, dalam pembebasan sandera terbaru, seorang sandera pria Israel justru terlihat mencium kening salah satu pejuang Hamas.

Kesepakatan terbaru akan melengkapi kewajiban kedua belah pihak dari fase pertama gencatan senjata – di mana Hamas mengembalikan 33 sandera – termasuk delapan jasad – dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Ini juga bisa membuka jalan bagi kunjungan yang diharapkan oleh utusan Gedung Putih Timur Tengah, Steve Witkoff, ke wilayah tersebut.

Witkoff, yang diperkirakan akan berada di wilayah itu dalam beberapa hari mendatang, mengatakan dia ingin kedua belah pihak bergerak ke negosiasi pada fase kedua, di mana semua sandera yang tersisa yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan dan mengakhiri perang akan dinegosiasikan. Pembicaraan Fase 2 seharusnya dimulai beberapa minggu yang lalu, tetapi tidak pernah terjadi.

Gencatan senjata, yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Qatar, mengakhiri pertempuran sengit selama 15 bulan yang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang.

Genosida Israel telah menewaskan lebih dari 48.350 warga Palestina yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, membuat sekitar 90 persen penduduk Gaza mengungsi dan menghancurkan infrastruktur dan sistem kesehatan wilayah itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus