Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Gandakan Pemukiman Yahudi di Golan, PM Bennett: Sudah Direstui AS

Israel menggandakan jumlah pemukim Yahudi di Dataran Tinggi Golan milik Suriah setelah ada pengakuan dari Presiden Trump dan didiamkan oleh Bidem

27 Desember 2021 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Druze Israel duduk bersama melihat sisi Suriah dari perbatasan Israel-Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, Israel 7 Juli 2018.[REUTERS / Ronen Zvulun]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Israel akan menggandakan jumlah pemukim Yahudi di Dataran Tinggi Golan dalam waktu lima tahun. Keputusan yang diambil Minggu, 26 Desember 2021 ini, adalah langkah untuk makin memperkuat cengkeramannya di wilayah yang direbut dari Suriah pada 1967.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Naftali Bennett mengutip pernyataan Presiden Donald Trump pada 2019 yang mengakui kedaulatan Israel atas Golan, sebagai salah satu dasar keputusan memperluas pemukiman Yahudi di tanah jajahan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden AS sekarang, Joe Biden, belum mengeluarkan pernyataan untuk meluruskan pendahulunya itu. 

Di bawah cetak biru yang disetujui oleh kabinet, sekitar 7.300 unit rumah akan dibangun di Katzrin, pemukiman utama Israel di daerah itu, dan di komunitas-komunitas Yahudi yang lebih kecil.

"Tujuan dari keputusan tersebut adalah untuk menggandakan jumlah penduduk (Israel) di Golan di tahun-tahun mendatang, yang berarti penambahan 23.000 orang di daerah tersebut," pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Bennett seperti dikutip Reuters, Senin, 27 Juli 2021.

Israel juga akan membangun dua pemukiman baru di Golan dengan 4.000 rumah. Saat ini masih ada sekitar 20.000 etnis Druze, yang sebagian besar masih diidentifikasi sebagai warga Suriah, juga tinggal di Golan.

Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan seluas 1.200 kilometer persegi pada tahun 1981, sebuah langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional. Suriah menuntut kembalinya dataran tinggi strategis, yang juga menghadap Libanon dan berbatasan dengan Yordania.

"Tak perlu dikatakan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah milik Israel," kata Bennett kepada kabinetnya.

"Fakta bahwa pemerintahan Trump mengakui itu, dan fakta bahwa pemerintahan Biden menjelaskan tidak ada perubahan dalam kebijakan itu, juga penting." katanya.

Pada Februari, tak lama setelah Biden dilantik sebagai presiden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan di CNN bahwa kendali atas Golan tetap "sangat penting bagi keamanan Israel".

Alasan Blinken karena di Suriah ada kelompok-kelompok milisi yang didukung oleh Iran, sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Pertanyaan hukum adalah sesuatu yang lain dan seiring waktu, jika situasinya berubah di Suriah, itu adalah sesuatu yang kami lihat," kata Blinken.

Pemukiman Israel di Golan berada dalam skala jauh lebih kecil daripada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, daerah-daerah yang juga direbut dalam perang 1967 dan dituntut oleh Palestina untuk negara masa depan.

Tidak seperti Tepi Barat, di mana banyak pemukim mengklaim hubungan alkitabiah dengan tanah itu dan ribuan orang pergi bekerja di kota-kota Israel terdekat, Golan yang lebih terpencil menawarkan kesempatan kerja terbatas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus