Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Setujui Rencana Gencatan Senjata Sementara AS di Gaza

Israel sepakat untuk mengadopsi usulan AS melakukan gencatan senjata sementara di Gaza selama Ramadan dan Paskah

2 Maret 2025 | 10.15 WIB

Upacara pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 22 Februari 2025. Reuters/Stringer
Perbesar
Upacara pembebasan warga Israel yang disandera Hamas di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, 22 Februari 2025. Reuters/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Israel sepakat untuk mengadopsi usulan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, untuk melakukan gencatan senjata sementara di Gaza selama periode Ramadan dan Paskah. Hal ini diungkapkan kantor perdana menteri Israel pada Ahad 2 Maret seperti dilansir Reuters, beberapa jam setelah tahap pertama gencatan senjata yang disepakati sebelumnya berakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada hari pertama usulan Witkoff, setengah dari sandera yang ditahan di Gaza, baik hidup maupun mati, akan dibebaskan, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menambahkan sandera yang tersisa juga akan dibebaskan setelah gencatan senjata permanen disepakati.

Witkoff mengajukan proposal untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini setelah menyadari diperlukan lebih banyak waktu untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata permanen, tambah kantor Netanyahu.

Juru bicara Hamas Hazem Qassem sebelumnya pada Sabtu mengatakan kelompok itu menolak “formulasi” Israel untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata di Gaza, namun tidak secara eksplisit menyebutkan rencana Witkoff.

Kantor Netanyahu mengatakan Israel akan segera melakukan negosiasi mengenai rencana Witkoff jika Hamas menyetujuinya.

“Sesuai perjanjian, Israel dapat kembali berperang setelah hari ke-42 jika dirasa perundingan tidak efektif,” kata kantor Netanyahu, menuduh Hamas melanggar perjanjian.

Kedua belah pihak saling bertukar tuduhan pelanggaran kesepakatan.

Dua pejabat Palestina yang akrab dengan negosiasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Israel menolak untuk memasuki tahap kedua perjanjian tersebut atau memulai negosiasi mengenai hal tersebut.

Sebaliknya, Israel meminta perpanjangan tahap pertama, dengan syarat penyerahan sejumlah tahanan hidup dan jenazah untuk setiap minggu perpanjangan.

Namun, Hamas menolak usulan itu dan bersikeras untuk mematuhi perjanjian sebelumnya yakni memasuki fase kedua, dan mewajibkan Israel untuk melakukan apa yang telah disepakati.

Pada Sabtu, sayap bersenjata Hamas memposting video yang menunjukkan sandera Israel masih ditahan di Gaza dan menekankan bahwa sandera yang tersisa hanya dapat dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian gencatan senjata bertahap yang dimulai pada 19 Januari.

Perjanjian gencatan senjata menghentikan pertempuran selama 15 bulan, memungkinkan pertukaran 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dengan sekitar 2.000 tahanan dan tahanan Palestina. Hal ini dimaksudkan untuk mengarah pada pembicaraan selanjutnya guna mengembangkan kesepakatan gencatan senjata.

Pembicaraan mengenai gencatan senjata telah berlangsung, terakhir di Kairo, namun belum menghasilkan kesepakatan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus