Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jalan Menanjak Najib Razak

Najib Tun Razak terpilih sebagai Ketua Organisasi Nasional Melayu Bersatu menggantikan Abdullah Ahmad Badawi. Sekutu Badawi masih memegang barisan muda dan perempuan. Pengaruh Mahathir memudar. Apa tantangan terbesar Najib?

30 Maret 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aula Dewan Merdeka, di gedung Putra World Trade Center di jantung kompleks pemerintahan Putra Jaya, Kuala Lumpur, pekan lalu disesaki ribuan orang. Keriuhan menguar ketika nama Najib Tun Razak disebut berkali-kali.

Sebuah perhelatan sedang digelar. Sang tuan rumah adalah Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Ketua baru telah terpilih. Najib Tun Razak, Wakil Perdana Menteri Malaysia, resmi menjabat ketua baru sekaligus melempengkan jalannya menuju kursi perdana menteri menggantikan Abdullah Ahmad Badawi.

Naiknya anak bekas Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak ini sudah diperkirakan banyak orang. Apalagi setelah Pak Lah—panggilan untuk Ahmad Badawi—mengundurkan diri di bawah deraan tekanan atas kepemimpinannya. ”Datuk Seri Najib Tun Razak adalah satu-satunya calon yang pantas untuk menjadi perdana menteri dan tak ada halangan untuk itu,” kata Badawi dalam pidatonya di kongres itu.

Namun bukan terpilihnya Najib itu benar yang jadi persoalan. Sejak masih menjabat Menteri Keuangan, Najib memang sudah digadang-gadang sebagai pengganti Badawi.

Kontroversi yang mengitari calon perdana menteri inilah yang masih mengundang pembicaraan di Malaysia. Nama kemenakan Datuk Hussein Onn ini dikaitkan dengan kasus terbunuhnya model asal Mongolia, Altantuyaa. Najib berkali-kali membantah keterlibatannya.

Namanya juga dibawa-bawa dalam kasus tender Eurocopter, program pengadaan 12 helikopter bagi Angkatan Udara Kerajaan Malaysia. Pihak oposisi menyebut keterlibatan Najib dalam pembelian kapal selam Scorpene dan 18 jet Sukhoi.

Deretan kasus lain pun menempatkan nama Najib dalam jelaga. Tian Chua, juru bicara Pakatan Rakyat, aliansi kelompok oposisi, menyebutkan Najib bersikap otoriter dalam menghadapi musuh-musuhnya. ”Jika tidak suka, mudah saja bagi dia untuk memenjarakan seseorang,” kata Tian kepada Tempo dalam wawancara lewat sambungan internasional Rabu pekan lalu.

Tian menyebut kasus Raja Petra Kamarudin, pemilik blog terkenal, MalaysiaToday, yang dipenjarakan karena berusaha mengungkap konspirasi di balik pembunuhan Altantuyaa, sebagai contoh. Tian menyebutkan Najib berpotensi meniru langkah bekas perdana menteri Mahathir Mohamad dalam memerintah, termasuk membungkam pihak oposisi.

Banyaknya kasus yang membungkus Najib membuat Mahathir, yang semula mendukung karier politik Najib, berbalik mengkritik kemampuannya. Situs Malaysiakini menyebutkan Mahathir bahkan menganggap karier politik Najib lebih cocok sebatas Menteri Keuangan.

”Ketika saya meminta Abdullah Badawi mengangkat Najib sebagai wakil, saya menaruh harapan besar padanya,” kata Mahathir. ”Sayangnya, Najib tidak berbuat maksimal sebagaimana yang saya harapkan.”

Naiknya Najib ke pucuk pimpinan UMNO dipandang bakal menempatkan pemerintah dalam posisi rumit. ”Hantaman pihak oposisi akan kian besar. Karena itu, UMNO harus bisa menjadi bagian terdepan dalam pemberantasan korupsi dan mengembalikan wibawa pemerintah,” kata Badawi dalam pidato perpisahannya.

Badawi juga menyebutkan organisasi itu akan kian ditinggalkan jika bertahan dengan sistem antikritik, memenjarakan lawan yang tak sepaham, serta menjalankan politik diskriminasi terhadap minoritas Cina dan India.

Didera kanan-kiri, Najib dengan percaya diri menyeru agar UMNO merapatkan barisan. Dalam pidato sambutannya pekan lalu, Najib meminta barisan muda, kaum perempuan, dan pejabat tinggi organisasi yang ia pimpin bersama-sama mewujudkan pemerintah yang bersih. ”Mari kita berkomitmen memberantas korupsi di semua bagian jawatan,” katanya.

Seruan Najib yang mengusung tema pemberantasan korupsi untuk menghimpun pendukung UMNO itu dipandang oposisi sebagai jalan merebut hati rakyat dan pemilih. Pemilu awal di tiga negara bagian, yang dijadwalkan berlangsung bulan depan, merupakan ujian pertama bagi Najib dalam mengembalikan citra organisasi politik terbesar di Malaysia itu.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menyebut tema pemberantasan korupsi yang dilontarkan Najib itu sebagai agenda Pakatan Rakyat yang dimanfaatkan kembali oleh UMNO. ”Mereka membonceng perjuangan yang kami gerakkan bertahun-tahun untuk mewujudkan transparansi, persamaan, dan keadilan,” kata Anwar dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Berbarengan dengan Najib, naik pula nama sejumlah tokoh muda sebagai Wakil Ketua UMNO, ketua pemuda, dan ketua sayap perempuan. Dalam sejarah, ketua barisan muda akan melanjutkan kepemimpinan organisasi ini di masa datang.

Pemilihan berlangsung panas karena sejumlah nama yang digadang-gadang bakal naik justru tersingkir. Mukhriz Mahathir, anak Mahathir, yang diperkirakan bakal memimpin, justru dikalahkan pesaingnya, Khairy Jamaludin, menantu Badawi. Sekutu Badawi, Shahrizat Jalil, juga merebut kursi sayap perempuan UMNO.

”Kemenangan Khairy merupakan pukulan. Ini mengganggu perimbangan kekuatan di dalam tim Najib. Ia sebetulnya menginginkan orangnya sendiri duduk di kursi ketua pemuda,” kata analis politik Khoo Kay Peng.

Gagalnya Mukhriz juga menandai memudarnya pengaruh Mahathir dalam organisasi yang ia besarkan itu. Mahathir sendiri tak hadir dalam kongres. Namun munculnya nama Muhyiddin Yassin sebagai Deputi Ketua UMNO, yang kelak bakal menduduki kursi wakil perdana menteri, cukup melegakan kubu Dr M, julukan Mahathir. Muhyiddin merupakan wajah lama dan dikenal pro-Mahathir.

Muhyiddin terpilih sebagai deputi mengalahkan Muhammad Taib. Menteri Perindustrian Malaysia ini dikenal sebagai tokoh yang berani menyeru agar Badawi lekas mundur. Namun Suara Keadilan.com, surat kabar online milik Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin Anwar, menyebut Muhyiddin sebagai ”ayam tambatan” (sosok kunci yang memainkan peran sebagai pendukung utama) Najib.

Seruan membentuk pemerintah yang bersih dipandang pengamat sebagai hal yang sulit dilakukan. Pengamat politik Malaysia, Ong Kian Ming, mengatakan latar belakang pendidikan ekonomi dari Inggris tak akan banyak membantu Najib menyelesaikan krisis ekonomi global yang cukup kencang mengimbas Malaysia. Apalagi ia akan menghadapi tantangan terbesar: korupsi di tubuh pemerintah.

”Bulan madu kabinet Najib hanya akan berlangsung singkat,” kata Ong. Menurut Ong, sepanjang sejarah kariernya, Najib tak pernah menghadapi pertempuran seberat ini.

Angela Dewi (AFP, AP, BBC, TheStar, TheStraitsTimes)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus