IA bukan calon presiden. Tapi, hari-hari ini namanya mendadak ramai digunjingkan di Amerika. Itulah Doris Duke, 75 tahun, jutawati yang membayar uang jaminan US$ 5 juta bagi Imelda Marcos, bekas Ibu Negara Filipina, yang tengah diadili Pengadilan Manhattan, New York, untuk perkara korupsi di masa pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos. "Saya malu atas perlakuan pemerintah Amerika terhadap Imelda dan bekas Presiden Marcos," tulis Doris menjawab pertanyaan tertulis koran The New York Daily News, pekan lalu. "Seorang terdakwa masih tetap tak bersalah sebelum kesalahannya terbukti." Segera setelah uang jaminan itu dibayarkan, Imelda, yang juga dipinjami penolongnya pesawat jet pribadi, menemui Doris di New Jersey. Menurut pengacara Donald Robinson, Doris dan Imelda berkenalan dalam sebuah pesta kalangan jet set di Manhattan, hampir seperempat abad lalu. Sejak itu, mereka menjadi teman akrab. Kabarnya, ketika Marcos masih berkuasa, setiap kali ke Amerika, Imelda selalu menyempatkan diri ke kediaman Doris. Siapakah Doris? Namanya mulai jadi gunjingan di Amerika ketika ayahnya, James Buchanan Duke, pergusaha tembakau terkemuka, meninggal dunia pada 1926. Tak lama setelah pemakaman, Doris, waktu itu baru 14 tahun, langsung menggugat ibunya serta penanggung jawab warisan ayahnya di New Jersey dan New York. Tapi, gugatan itu baru dimenangkannya delapan tahun kemudian. Doris, yang mengantungi warisan US$ 113 juta, segera mendapat julukan "gadis terkaya di dunia". Tahun lalu, majalah Forbes memperkirakan harta Doris sekarang bernilai sekitar US$ 800 juta. Menurut seorang bekas manajer bisnisnya, kekayaan Doris sekitar USS 2,5 milyar. Tapi, berbeda dengan hartanya, perkawinan Doris berjalan tak mulus. Ia pertama kali menikah dengan petinju amatir, Jimmy Cromwell, pada 1935. Rumah tangga mereka hanya bertahan delapan tahun. Setelah empat tahun menjanda, Doris kawin lagi dengan playboy Dominika, Porfirio Rubirosa. Lagi-lagi perkawinan mereka berakhir dengan perceraian. Sejak itu, Doris, yang tampak kapok terikat perkawinan, sering gonta-ganti pacar. Awal petualangannya setelah dua kali menjanda adalah menggaet pemimpin band, Joseph Castro, yang 15 tahun lebih muda. Hubungan mereka pun tak berjalan lama. Pada 1964, Castro membeberkan "ketidakseimbangan mental" Doris. Ia menuduh Doris berusaha membunuhnya dengan pisau pengiris daging. Lepas dari pelukan Castro, Doris menempel Eduardo Tirella. Hubungan mereka bertahan dua tahun sampai kemudian Tirella tewas ditabrak Doris "secara tidak sengaja". Entah bagaimana Tirella sampai diseruduk mobil Doris, hingga tergencet di pintu gerbang rumah wanita kaya itu di New Port, Rhode Island. Tapi, polisi menyebut kejadian itu sebagai kecelakaan yang tak disengaja. Tak diketahui apakah Doris punya ahli waris. Yang pasti, ia pernah kematian anak: seorang bayi perempuan yang lahir prematur -- tak jelas dari suami atau pacarnya yang mana. Peristiwa-peristiwa tragis itulah yang kemudian membuat Doris suka hidup memencilkan diri. Bahkan, beberapa tahun terakhir ini, Doris, yang mendiami sebuah rumah besar di atas tanah seluas 1.095 hektar, menutup diri dari masyarakat umum. Selain itu, ia juga merasa "alergi" terhadap wartawan, dan hanya mau diwawancarai secara tertulis. Maka, rumah Doris hanya terbuka untuk beberapa teman akrabnya, misalnya Imelda, yang kini hidup dalam "pembuangan" di Honolulu. Selebihnya waktu Doris dihabiskannya untuk mengurus binatang-binatang piaraannya -- dari burung sampai macan tutul. "Ia lebih senang ditemani binatang ketimbang manusia," kata teman-temannya. Farida Sendjaja dan P. Nasution (Washington, D.C)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini