Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 95% sampel jamur liar yang dikumpulkan di Jerman dalam enam tahun terakhir masih menunjukkan kontaminasi radioaktif dari bencana nuklir Chernobyl 1986, meskipun kontaminasi tidak melampaui batas legal, kata regulator keamanan pangan Jerman pada Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peningkatan konsentrasi isotop cesium-137 dan cesium-134 yang membawa ciri khas ledakan Chernobyl ditemukan terutama di Jerman selatan, kata kantor federal untuk perlindungan konsumen dan keamanan pangan (BVL), Reuters melaporkan, 9 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, tidak satu pun dari 74 sampel yang diuji melebihi batas legal radiasi 600 becquerel per kg.
Taman bermain yang tidak digunakan setelah bencana Chernobyl di Pripyat, Ukraina. miamiherald.com
Reaktor Chernobyl, yang terletak di tempat yang sekarang disebut Ukraina, memuntahkan berton-ton limbah nuklir ke atmosfer, menyebarkan radioaktif ke seluruh petak benua dan menyebabkan lonjakan kanker di wilayah yang lebih dekat.
BVL mengatakan bahan radioaktif tetap ada di hutan karena ekosistemnya mendaur ulang nutrisi dengan sangat efisien, yang berarti jamur liar akan menunjukkan kontaminasi lebih lama daripada produk pertanian lainnya.
Kekhawatiran akan dampak jangka panjang dari bencana nuklir Chernobyl telah memicu penentangan publik terhadap tenaga nuklir, dan di Jerman memicu keputusan untuk mengabaikannya sama sekali, tak lama setelah kecelakaan di pembangkit listrik Fukushima Jepang pada tahun 2011.
REUTERS