Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga aktivis Kamboja telah ditahan di Thailand menjelang rencana kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, kata kelompok hak asasi manusia pada Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lem Sokha dan Kung Raiya ditahan oleh petugas di ibu kota Bangkok pada Jumat, sementara Pha Phaya – anggota Jaringan Pemuda Kamboja – ditahan di provinsi Rayong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiganya diyakini telah dibawa ke pusat penahanan imigrasi utama Bangkok, Suan Plu, menurut kelompok hak asasi manusia yang bekerja di kerajaan tersebut.
Polisi mengkonfirmasi penangkapan seorang pria Kamboja dan keluarganya di Rayong, dan mengatakan dia ditahan di Suan Plu. Kerabatnya tetap di Rayong, kata mereka tanpa mengidentifikasi dia sebagai Pha Phaya.
“Mereka mempunyai kartu UNHCR sehingga mereka tidak akan dideportasi karena mereka bisa menghadapi bahaya di negara asal mereka,” kata kepala polisi Ban Chang Arthit Yakaew, merujuk pada badan pengungsi PBB.
UNHCR tidak menanggapi permintaan komentar.
Petugas juga tidak mengkonfirmasi penahanan Lem Sokha, wakil presiden Komite Pengungsi Kamboja di Bangkok, atau Kung Raiya, mantan anggota Partai Cahaya Lilin oposisi Kamboja.
Namun kelompok hak asasi manusia Manushya Foundation, yang bekerja sama dengan Human Rights Watch, mengatakan mereka telah menghubungi pengacara yang menangani kasus tersebut dan mendesak pembebasan mereka.
“Kami mendesak pihak berwenang Thailand untuk tidak mendeportasi para aktivis ini ke Kamboja, di mana mereka, bersama keluarga mereka, menghadapi risiko besar dipenjara dan disiksa,” kata pendiri Manushya, Emilie Pradichit.
Penahanan tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum jadwal kunjungan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, yang menggantikan ayahnya Hun Sen tahun lalu, untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin.
“Ini jelas merupakan penindasan transnasional yang dilakukan pemerintah Kamboja dan Thailand menjelang kunjungan PM Hun Manet,” kata Pradichit.
Banyak aktivis Kamboja telah melarikan diri ke Thailand selama bertahun-tahun, menghindari penindasan di dalam negeri.
Kasus ini menyusul kasus band rock anti-perang Rusia-Belarusia Bi-2, yang penahanannya di Thailand memicu kekhawatiran mereka akan dideportasi ke Rusia. Mereka meninggalkan Thailand pada bulan ini menyusul protes keras.
Pilihan Editor: Rocker Rusia yang Takut Putin Akhirnya Dideportasi ke Israel
CNA