Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Jepang Diselimuti Ketidakpastian Usai Pemilu

Ketidakpastian kondisi pemerintahan di Jepang telah membuat mata uang yen berada dilevel terendah dalam tiga bulan.

29 Oktober 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Susunan pemerintahan Jepang yang berubah-ubah pada Senin, 28 Oktober 2024, telah meninggalkan partai di koalisi pimpinan Partai Liberal Demokrat di Jepang tak punya mandat yang jelas. Ketidakpastian ini juga telah membuat mata uang yen berada dilevel terendah dalam tiga bulan. Jepang adalah negara dengan perekonomian terbesar di dunia.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah analis mengatakan penurunan mata uang yen kemungkinan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan atau mungkin minggu karena perselisihan politik dalam pembentukan sebuah pemerintahan dan sebuah potensi mengganti pemimpin. Jepang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri yang baru Shigeru Ishiba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jepang saat ini sedang dihadapkan pada sejumlah hambatan ekonomi, naiknya ketegangan keamanan yang dipicu sikap tegas Cina dan Korea Utara yang ingin punya senjata nuklir dan sepekan menjelang pilpres Amerika Serikat yang tak bisa diprediksi. 

“Kami tak bisa membiarkan stagnansi walau sebentar karena kami menghadapi situasi yang sulit, baik dalam hal keamanan dan lingkungan ekonomi,” kata Ishiba, Selasa, 22 Oktober 2024, yang berjanji akan melanjutkan tugas-tugas sebagai perdana menteri.  

Ishiba berasal dari Partai Liberal Demokrat dan mitra koalisinya Komeito mendapatkan 215 kursi di parlemen rendah Jepang dalam pemilu akhir pekan lalu. Jumlah itu turun dari sebelumnya 279 kursi. Penurunan dukungan ini diantaranya dipicu sebuah skandal pendanaan oleh sejumlah politikus incumben dan naiknya biaya hidup. Dua politikus dan Keiichi Ishii Ketua Komeito kehilangan kursi di kabinet.   

Pemilu Jepang pada akhir pekan lalu adalah kemenangan pada kubu oposisi Partai Demokrat Kostitusional Jepang. Partai itu mendapat 148 kursi atau naik dari yang sebelumnya 98 kursi, namun jumlah itu masih kurang 23 kursi jika ingin menjadi mayoritas. 
   
Seperti yang dimandatkan oleh konstitusi Jepang, partai-partai di negara itu sekarang memiliki waktu 30 hari untuk membentuk pemerintahan. Muncul ketidakpastian pula soal berapa lama Ishiba akan menduduki jabatan perdana menteri, yang baru diembannya kurang dari sebulan lalu.    

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus