Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kafe kucing di Dubai, Uni Emirat Arab, telah menjadi surga bagi para kucing liar dengan menampung dan merawat mereka sampai ada orang yang berminat untuk mengadopsinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Ailuromania Cat Cafe, yang merupakan kafe kucing pertama di Timur Tengah ketika dibuka pada tahun 2015, berharap properti santai dari 25 kucing yang ditampung akan membantu menemukan rumah selamanya bagi mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Siapapun yang stres harus mencari kucing. Semua stres Anda akan hilang," kata Omnia Fareed, yang mendirikan kafe setelah lulus universitas. Dia mengaku terinspirasi dari tempat serupa di Korea dan London, dikutip dari Reuters, 2 Maret 2021.
Sekarang Ailuromania Cat Cafe menampung kucing dari penampungan hewan yang dikelola pemerintah di emirat tetangga, Ras al Khaimah, dan berharap dapat meningkatkan jumlah adopsi.
Seorang perempuan bermain dengan kucing di Ailuromania Cat Cafe, di mana pelanggan dapat bersantai di antara kucing yang mendengkur atau mengadopsi kucing liar di Dubai, Uni Emirat Arab 25 Februari 2021.[REUTERS / Abdel Hadi Ramahi]
Nama kafe Ailuromania adalah plesetan dari kata bahasa Inggris yang diturunkan dari bahasa Yunani untuk pecinta kucing: ailurophile.
Kafe ini memiliki pelanggan tetap yang datang mencari ketenangan dari penat dengan bermain bersama kucing, atau karena mereka tidak bisa memelihara kucing di rumah.
"Mereka sangat imut, mereka suka bermain," kata pengunjung bernama Shaasthra. Dia memuji bagaimana kafe menjaga kesejahteraan kucing dengan menasihati orang untuk tidak menggendong atau membangunkannya.
Seekor kucing terlihat di Ailuromania Cat Cafe, di mana pelanggan dapat bersantai di antara kucing yang mendengkur atau mengadopsi kucing liar di Dubai, Uni Emirat Arab 24 Februari 2021. Gambar diambil 24 Februari 2021. [REUTERS / Rula Rouhana]
Sejak Dubai mulai mencabut lockdown virus corona tahun lalu, kafe dibuka kembali dengan pembatasan kapasitas dan protokol sanitasi.
Dubai memiliki sejumlah besar kucing liar, banyak yang ditinggalkan di jalan oleh pemiliknya. Pada tahun 2018, otoritas UEA melarang orang-orang menelantarkan hewan peliharaan, tetapi aktivis kesejahteraan hewan di Dubai selama bertahun-tahun telah menyerukan skema pelepasan dan program pemberian makan untuk menurunkan jumlah hewan terlantar.
Pada Agustus, pemerintah kota Dubai mengeluarkan surat edaran yang akan mendenda siapa pun yang ketahuan memberi makan kucing liar atau hewan liar lain, dengan mengatakan hal itu meningkatkan penyebaran penyakit.
REUTERS