Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kalau senjata lagi laris

Tindak korupsi merajalela di kalangan tentara pembebasan rakyat (tpr). mulai dari lapisan bawah sampai atas. pemerintah melakukan pembersihan. tpr terlibat dalam dunia bisnis selain bisnis persenjataan.

28 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH pertama kali Harian Rakyat, corong resmi Partai Komunis Cina, menulis berita korupsi di kalangan tentara. ''Segala jenis perangai tidak sehat dan gejala negatif di masyarakat telah merasuki tentara, menggerogoti sendi-sendi organisasi militer kita,'' kata Jenderal Zhang Zhen, Wakil Ketua Komite Militer Pusat, lembaga yang paling berkuasa di Cina, di surat kabar itu, dua pekan lalu. Situasinya, menurut corong Partai itu, memang sudah sampai pada taraf memalukan. Informasi menyebutkan, sebagian anggota TPR (Tentara Pembebasan Rakyat) telah memperdagangkan nomor mobil milik kesatuan kepada para pelaku tindak kriminal tujuannya tentu supaya para bromocorah itu bisa bebas bergerak, karena polisi bisa takut melihat pelat nomor kendaran mereka. Sehingga para petinggi TPR awal tahun ini mengeluarkan dekrit agar pelat nomor kendaraan tentara diperbarui. Tapi itu korupsi tingkat bawah. Belakangan para perwira TPR sudah bisa pula memanfaatkan dana yang ada di kantornya untuk ikut berspekulasi di bursa saham, valuta asing, dan perdagangan properti. Kampanye pembersihan di lingkungan TPR dalam berapa bulan terakhir ini telah menyeret 300 serdadu yang berkorupsi sebanyak US$ 500.000, hanya di Provinsi Liaoning. Bukan mustahil dari provinsi lainnya dalam waktu dekat ini akan terbongkar pula kasus penggelapan dana di TPR, dana yang asalnya dari keuntungan ekspor pabrik-pabrik senjata yang berada di bawah koordinasi Komite Militer Pusat. Kesempatan melakukan korupsi di lingkungan TPR memang terbuka lebar. Sebagian dari gerakan reformasi ekonomi, yang dimotori Deng Xiaoping berbentuk pemanfaatan semaksimal mungkin pabrik senjata yang dikelola oleh TPR untuk memperluas pasar, merengkuh devisa. Kecuali itu, seiring dengan reformasi pula, TPR telah terlibat kegiatan bisnis diluar persenjataan. Angkatan Udaranya telah menghasilkan ''Dirgantara'', produk minuman ringan yang sangat populer di Cina. Usaha bisnis lain, dari unit TPR yang berbeda, ada Dongfang Hotel di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guandong, yang dikelola oleh Ramada, jaringan hotel dari AS. Di provinsi yang sama, TPR telah menanam saham pada sekitar 1.000 perusahaan yang menghasilkan 4.000 produk. Departemen Staf Umum TPR juga punya Dynasty Hotel, sebuah penginapan termewah di Beijing, yang dikelola oleh Peninsula Group Hong Kong. Niat luhur dari semua kegiatan bisnis itu, yang di bidang senjata ataupun usaha lainnya, adalah untuk meningkatkan daya tempur TPR dan taraf kehidupan anggotanya. Tapi, ketika kehidupan di luar asrama menjadi begitu gemerlapan sebagai hasil peningkatan kegiatan bisnis, para perwira pengelola bisnis TPR itu rupanya juga tak mau ketinggalan. Laporan pembukuan yang dikirimkan ke auditor mereka pun tak pernah benar. Salah satu masalah yang harus ditanggulangi oleh para pemimpin sesudah Deng Xiaoping. Mohamad Cholid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus